Share

Bab 4 - My happy

30 menit sudah berlalu. Aira menatap soal yang ada di hadapannya, soal itu sudah selesai ia kerjakan. Aira tidak butuh waktu yang lama, dia hanya butuh mengingat jawaban jawaban tadi dan mengoreksi jawaban yang ragu. Aira yakin pasti jawaban yang tadi dan sekarang sama, mungkin ada beberapa yang berbeda. 

Bel pulang sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu, Aira merapikan soal dan jawaban jawabannya untuk menjadi satu. Aira memasukkan pensil nya ke dalam saku rok nya. Aira tidak langsung keluar, dia duduk menghela nafas lelah. Pikirannya benar benar capek, Aira menjawab 200 soal. Aira capek. Dia ingin istirahat, dia benar benar lemas. Aira terlalu memforsir tubuhnya. 

Aira berdiri, dia melangkahkan kaki nya keluar dari lab. Baru saja keluar dari lab beberapa langkah, Aira kaget dengan kehadiran Agarish. Pria itu duduk di bangku koridor sendiri. 

“Kak Aga, ngapain disini?” tanya Aira 

Agarish mendongak, dia berdiri dari duduknya. “Nunggu kamu.” jawab Agarish 

“Ngapain?” 

Agarish menggelengkan kepalanya, “Kamu mau pulang? Ini tas mu, tadi pacarnya Gino yang anterin.” 

“Terimakasih,” 

“Mari, biar saya yang antar kamu pulang,” ajak Agarish 

“Kak Aga tau rumah aku?” 

Agarish mengangguk

“Jadi bener, yang kemarin anterin aku Kak Aga,” 

Agarish mengangguk 

“Aku bawa motor, jadi Kak Aga gak perlu anterin aku.” 

“Kamu udah punya SIM?” 

Aira mengangguk 

“Saya ikuti kamu dari belakang,” 

“Gak perlu.” 

“Tapi, saya mau.” 

“Kak Agarish! Please, jangan ajak ribut. Aku capek. Kak Aga itu keras kepala banget. Nyebelin. Udah ah, aku capek. Jangan ikuti aku.” 

Agarish mengangguk, “Yasudah,” 

Agarish melangkahkan kaki nya, meninggalkan Aira sendirian. 

Aira berdecak lidah, dia hanya menatap punggung lebar Agarish. Aira mengantarkan jawaban dan soal ke ruang guru, setelah itu dia akan pulang kerumahnya dengan cepat cepat. 

*****

Agarish merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia menjadikan tangannya sebagai bantal. Agarish menatap atap apartemennya, bibir nya tertarik ke atas. Mengingat kejadian hari ini. 

Menurut Agarish, Aira terlihat pintar dari uucapannya sendiri. Saat membela dirinya, meminta keadilan kepada Bu Ismi, Aira berbicara dengan lancar. Ketegasannya dalam meminta keadilan membuat Agarish terpesona. Sebenarnya, tadi Agarish tidak ingin memperpanjang masalah itu karena Aira adalah temannya Gino. Tapi karena Aira memaki nya, membuat Agarish kesal dan ingin memberi pelajaran kepada Aira. 

Agarish sangat yakin, bahwa Aira sangat tidak menyukainya. Dari tatapan teduh itu mengisyaratkan kebencian. Tatapan Aira itu mudah di tebak menurut Agarish, ketika kesal, ketika marah, ketika dia senang. Agarish mudah melihat itu semua hanya dengan tatapan Aira. 

Untuk pertama kalinya, Agarish bertemu dengan gadis yang memiliki tatapan teduh dan berhasil membuatnya tenang. Tatapan itu adalah tatapan yang membuatnya sedikit tertarik. Keberaniannya membuat Agarish tertantang dan ketangguhannya membuat Agarish terpersona. 

Agarish akui, Aira juga gadis yang menyebalkan. Entah mengapa, ketika dia ingin memaki balik Aira, mulutnya terasa  kelu dan sulit memaki nya. 

Agarish memejamkan matanya, dia benar benar sangat lelah. 

****

“Halo, Ayah,” 

Seorang pria yang ada di layar laptop nya tersenyum, menampilkan gigi putihnya yang rapih. “Halo, sweatheart. How are you, dear?” tanya Alan 

“Aku baik. Gimana kabar Ayah? Baik?” 

Alan mengangguk, “I'm good. Gimana harimu hari ini?” 

“Kurang baik Ayah, hari ini ada sedikit masalah. Tapi aku bisa mengatasi nya, tapi itu bikin aku capek,” 

Alan mengerutkan keningnya, “Capek? Cerita ke Ayah, Ayah penasaran,” pinta Alan 

Aira menceritakan semuanya. Dari awal permasalahan dia menabrak Agarish, soalnya sobek karena air Agarish tumpah dan dia juga menceritakan kekesalannya kepada Bu Ismi karena kurang adil. Alan sudah mengetahui bahwa Aira tidak suka kepada orang yang tidak adil. 

Alan adalah penyimak cerita yang terbaik bagi Aira. Jika Aira sedang bercerita, Alan akan hanya diam, menyimak cerita nya lalu ketika sudah selesai dia akan memberikan pendapat. Selain menjadi Ayah, Alan juga menjadi teman atau sahabat yang baik bagi Aira. 

Aira bersyukur memiliki Alan. Hidup berdua dengan Alan adalah anugrah terbesar Aira, jika kalian berpikir Aira tidak sedih ditinggalkan ibunya, jelas ia sangat sedih ditambah dia belum pernah melihat wajah ibu nya secara langsung. Aira kurang beruntung. Tapi, untuk apa Aira bersedih? Itu akan memberatkan ibu nya. Aira bersyukur karena terlahir dari rahim wanita hebat yang mau mempertaruhkan nyawa nya untuk melahirkannya kedunia. Aira juga sangat menyayangi ibunya. 

“Terus gimana?” tanya Alan 

“Agarish minta maaf, yaudah aku maafin aja. Toh, gak ada gunanya marah - marah. Semuanya sudah berlalu, kertas latihan aku udah hancur, mau gak mau, ya ulang lagi.” jawab Aira 

“Terus, guru BK mu?” 

“Aku masih kesal ke dia. Kalau kertas latihan yang hancur, ya aku bisa ulangi lagi. Tapi kalau keadilan yang hancur? Aku butuh waktu untuk mengembalikannya. Aku harap ini jadi pelajaran untuk Bu Ismi, supaya dia menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Jangan sampai terulang lagi.”  

“Semoga saja. Lalu pria itu gimana?” 

“Maksud Ayah, Agarish? Ya dia minta maaf. Dia juga nunggu aku ngejawab latihan soal di lab. Tapi dia gak masuk di lab, dia di koridor. Aku pikir dia sudah pulang, tapi ternyata belum.” 

Alan tersenyum, “Baguslah, dia bertanggung jawab.” 

Aira mengangguk 

“Apakah kamu menyukainya?” 

Pertanyaan itu membuat Aira terdiam, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya. “Gak mau suka, dia itu nyebelin Ayah. Apalagi, dia tuh keras kepala. Runtuh sudah ini dunia,” 

Alan terkekeh. “Iya, udah. Kalau kamu suka, bilang ke Ayah. Ayah akan traktir semua teman teman Ayah kalau kamu suka sama Agarish,” 

Aira berdecak lidah, “Apaan sih, Ayah. Jangan gitu maluuu,” 

Alan tertawa, “Baiklah. Nanti kalau Ayah ke indo, Ayah pengen liat wajah Agarish.” 

“Ngapain?” 

“Seganteng apa pria yang membuat putri Ayah ini kesal,” 

“Ayah, kata Tiara 'Agarish itu sering muncul ditelevisi. Aira gak tau bener atau gak nya, coba aja kalau Ayah penasaran cari aja di internet.” 

“Cie cie mulai kepo sama Agarish,” goda Alan 

“Apaan sih Yah, enggak. Itu Tiara yang cerita sendiri,” 

“Masa?” 

Aira mengangguk 

“Yaudah,  sekarang kamu tidur. Ayah ada kerjaan, jangan lupa minum vitaminnya. Jangan terlalu lelah. Ayah akan usahakan pulang cepat, supaya kita bisa cepet bertemu. Ayah izinin kamu ikutan olimpiade tapi Ayah gak izinin kamu membuat dirimu sakit. Jadi kalau kamu sakit sakit, Ayah akan tuntut pembina Olimpiade yang maksa kamu untuk ikutan olimpiade.” jelas Alan 

Aira mengangguk, “Iya Ayah,” 

“Ingat ya sweatheart, Ayah gak izinin kamu untuk sakit. Ayah akan marah kalau kamu sakit. Jadi, jaga baik baik dirimu, jangan sakit.” pesan Alan

Aira mengangguk 

“Yaudah, tutup ya panggilan nya. Bye!” 

“I love you,” 

“I love you more,” 

Panggilan pun terputus. Aira menyimpan kembali laptopnya ke awal, setelah itu dia berjalan menuju ranjang untuk tidur. 

*****

Jangan lupa untuk comment and vote, terimakasih sudah membaca cerita ini. Sayang kalian banyak banyak 

Ig : rahmakmr22 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status