Share

Bab 5 - Dunia Aira

Hari minggu ini, Aira bingung dengan kehadiran Tiara dan Gino yang datang kerumahnya pagi pagi sekali. Bahkan pasangan itu, sudah rapi dengan pakaiannya masing masing. Mereka terlihat akan melakukan kencan. 

“Ngapain kesini? Please, gue males liat kebucinan kalian.” tanya Aira dengan wajah yang ditekuk 

“Lo liat gosip gak Ra?” 

Aira mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Tiara. “Gosip? Apaan?” 

“Lo ada masalah sama Kak Agarish? Kemarin gue mau nanya sama dia, tapi ponselnya gak aktif. Jadi gue sama Tiara berinisiatif buat datang kerumah lo,” tanya Gino 

Aira mengangguk paham. Ternyata permasalahan dia dan Agarish sudah diketahui. Disekolahnya, ada seseorang yang menjadi admin akun gosip SMA Garuda. Aira tidak tahu siapa adminnya, tapi dia merasa salut kepada admin yang selalu tahu masalah masalah yang dialami oleh setiap siswa disekolah. Sangat gerak cepat. 

Aira pernah memfollow akun gosip SMA Garuda, tapi itu tidak bertahan lama, karena Aira merasa itu tidak penting menurutnya. Aira akan mendengar gosip terbaru dari Tiara, jika Tiara bercerita. 

Seperti sekarang, Aira tahu kalau masalahnya dengan Agarish masuk akun gosip dari Tiara dan Gino. 

“Menurut lo gimana?” tanya Aira santai 

Tiara berdecak lidah, “Gue itu tanya, bukan malah ditanya balik.” ketus Tiara 

“Iya Ra, gue penarasan banget. Kakak gue tuh jarang banget kena kasus apalagi yang kaya gini,” timpal Gino 

Aira membuang nafas panjang. Dia menyandarkan punggung di sofa. “Apa aja yang lo tau dari akun gosip itu?” tanya Aira 

“Katanya, lo sengaja nabrak dia buat cari pertaharian Kak Agarish. Lo kan pinter, orang orang tau nya kalau lo punya orang tua yang ambisius, jadi lo pengen nilai lo bagus. Jadi, di gosip itu bilang 'kalau lo ngegoda Kak Agarish dengan sengaja nabrak dia dan memperpanjang masalah. Bener itu?” jelas Tiara 

“Lo percaya dengan gosip itu?” 

Gino dan Tiara menggelengkan kepala kompak 

“Yaudah, kalau gak percaya mending kalian pulang. Gue mau istirahat.” 

Tiara merengek, “Ihhh Ra, bukan gitu. Kedatangan gue kesini pengen denger penjelasan lo, bukan malah ditanya tanya sama lo. Ribet banget lo.” 

“Gue males ngejelasin, mending lo tanya aja sama Kakak sepupu nya Gino.” tutur Aira 

“Kejam banget lo Ra. Gue penasaran banget lho,” 

“Jelasin lah Ra,” 

Aira menghela nafas. Dia menjelaskan masalah yang terjadi kemarin antara Aira dan Agarish. Aira juga menceritakan tentang Bu Ismi yang begitu menyebalkan dimata nya, dan dia tidak akan menyukai guru BK itu. 

Melihat reaksi Tiara dan Gino yang sedikit terkejut dengan cerita nya. Seolah olah mereka tak percaya, tapi mereka juga merasa Agarish sedikit berbeda kepada Aira. Entah itu perasaan Tiara dan Gino atau salah 

“Serius Ra?” 

“Iya, gue juga salah sih karena gak sopan sama dia. Tapi ya, gimana lagi, gue kesel sama dia.” 

“Kak Agarish bener bener beda, dia itu tipe orang yang lebih memilih menghindar dari masalah yang gak berguna. Dulu Kak Agarish pernah berantem, terus dia tuh cuek, dan malah menghilang saking gak mau terkena masalah.” jelas Gino 

Aira menggidikan bahu nya “Mana gue tau, gue gak peduli.” 

Aira melanjutkan cerita nya kalau Agarish ingin menemani nya di lab, tapi Aira tolak karena terlanjur kesal kepada Agarish. 

“Bener bener bukan kakak gue, beda banget.” komentar Gino 

“Udah kan? Sekarang lo pergi.” usir Aira 

“Iya, iya, tuan rumah nih sangat kejam.” 

“Biarin.” 

Gino dan Tiara keluar dari rumah Aira. Ternyata benar, mereka berdua ingin menghabiskan waktu libur ini berdua dengan bermain ke Ancol. Aira tidak ingin menyalahkan Tiara atau Gino yang sama sama bucin, karena Aira tidak pernah merasakan bucin. Kata orang 'Bucin itu enak. Bucin kalau ada topiknya, benar benar bukan main. Tapi, Aira selalu kesal kalau mereka bucin tanpa mengenal waktu. 

Dikantin bucin, di kelas bucin, dimana mana pun mereka bucin. Dan Tiara selalu mengajak Aira kemanapun pergi, jadi dia menjadi saksi bisu kebucinan Gino dan Tiara. Eh ralat, bukan hanya dirinya tapi dengan Raffi juga. 

Setelah kepergian Gino dan Tiara, Aira masuk lagi ke dalam kamarnya. Seperti biasa, dia akan menghabiskan waktunya untuk menonton drama korea, membaca novel dan aktivitas lainnya yang menenangkan. Tapi, karena 1 bulan lagi dia akan olimpiade di Tanggerang. Aira mengambil buku paket latihan, dia membaca beberapa materi yang belum dia pahami. 

Soal latihan sudah diberikan hasilnya. Ternyata Aira salah 5 diantara 100 soal, maka dari itu Aira akan memperbaiki soal yang salah. Aira itu memang anak yang ambisius tapi itu bukan keinginan orang tua, itu murni keinginan Aira. Alan tidak pernah menuntut Aira untuk sempurna, Alan hanya menuntut Aira menjadi diri sendiri dan menjalani hidup dengan sebaik baik mungkin. Hidup itu sekali, kita harus memanfaatkannya. 

Aira sedikit tersentak dengan suara ponselnya yang menggema di kamarnya. Aira melangkahkan kaki nya untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang. 

'Bintang.' Nama itu yang tertera di layar ponsel Aira. Aira sedikit heran dengan Bintang yang menelponnya, tumben sekali. 

“Halo, Bintang. Ada apa?” tanya Aira 

“Ra, latihan soal kemarin lo salah berapa?” 

“Lima, kenapa?” 

“Gue salah 20, Pak Rian nyuruh gue buat memperbaiki semua yang salah.” 

“Ya, terus?” 

“Lo bisa bantu gue gak? Gue pusing banget. Ada yang gak paham juga, gue harap lo bisa, makannya gue minta bantuan sama lo,”

Aira terdiam. “Yaudah, lo kerumah gue aja, nanti gue jelasin,” 

“Ra, gue gak boleh keluar. Rumah kosong harus dijagain. Lo aja yang kesini gimana?” 

“Gue gak tau alamat lo,” 

“Nanti gue kirimin gimana?” 

Aira terdiam. Dirumahnya juga tidak ada siapapun, pembantu nya tidak akan datang jika hari minggu. Tapi kasian juga sama Bintang. “Iya, udah, gue kesana. Tapi agak siangan mungkin,” 

Diujung sana, Bintang senang. Dari kemarin, Bintang dipusingkan dengan soal soal ini. Bintang sudah pasrah, tapi Pak Rian malah menyarankan untuk meminta bantuan kepada Aira. Karena Aira selalu tahu. Kepintaran Aira memang tidak bisa diragukan lagi kecerdasannya. 

Kadang Bintang iri dengan kepintaran Aira, dia sempat memikir, bahwa Aira tidak perlu repot repot belajar karena sudah pintar dari sana nya. Katanya, Aira sudah pintar dari kecil, dia selalu mendapatkan rangking. Tapi pikiran itu salah, ternyata Aira belajar dengan sangat giat, ketika seluruh orang bermain, Aira menghabiskan waktu nya untuk belajar. Yang harus dibikin iri itu, kegigihan Aira. Rajinnya Aira. 

“Iya, gapapa Ra siang juga, gue ada dirumah.”

Aira memutuskan teleponnya. 

Aira itu orang nya tegas. Dia selalu melakukan apa yang dia sukai. Benar benar memanfaatkan hidup dengan baik. 

***

Jangan lupa vote and comment banyak banyak 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status