Share

Panik

Ramzi panik saat memasuki kamar melihat Ines sedang bersandar di pinggir ranjang seraya mengusap perut yang sudah membesar itu.

"Sakit, Mas. Sakit banget." Napas Ines tersengal, keringat sebesar biji jagung mengucur membasahi pelipisnya.

"Apakah bayinya sudah mau lahir?" tanya Ramzi seraya mengusap perut sang istri dengan lembut.

Ines menggeleng. "Semoga tidak, Mas. Usia kandunganku ini belum ada delapan bulan."

Ramzi berlari ke rumah Mila untuk meminta bantuan dan ibunya itu menyarankan agar membawa Ines ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan lebih cepat.

"Sabar, ya, Nes. Kita ke rumah sakit sekarang." Ramzi mengangkat tubuh Ines yang terus meringis kesakitan.

Ines duduk dengan diapit Ramzi dan ibu mertuanya. Ia merasakan kontraksi hebat di perutnya hingga membuat keringatnya bercucuran.

"Bisa lebih cepat tidak, Pak." Mila panik seraya menggenggam tangan Ines yang sedingin es.

"Ini sudah cepat, Bu," kata sang supir tetap fokus dengan kemudi di tangannya.

Sesuai pro
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status