Share

60

Badru dan Ki Jalu tengah berjalan di pematang sawah. Sementara itu, Reza diseret oleh tangan kekar Badru. Ketua Kalong Hideung yang berusia setengah abad itu tanpa iba menyeret Reza bak karung sampah, tak peduli apakah korbannya terluka atau menderita.

Reza sendiri tak bisa berbuat banyak. Ia memang sepenuhnya sadar, mampu merasakan sakit saat tubuhnya diseret di undakan batu dan tanah, tetapi dirinya tak bisa mengendalikan tubuh sesuai keinginan. Pemuda itu bak mayat hidup, tak mampu berteriak, bericara, dan hanya mampu menatap kosong dan menangis.

Kunaon kita tidak nyerang pesantren malam ini saja, Pak?” tanya Badru.

Ki Jalu tiba-tiba berhenti lantas menatap kelip cahaya nun jauh di sana. “Kiai pemilik pesantren itu bukan orang sembarang, Badru. Kalau kita tidak hati-hati dan langsung menyerang ke sana, sama saja kita bunuh diri.”

Badru melepas genggaman pada kaki kiri Reza dengan tiba-tiba. “Sehebat apa kiai itu,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status