Share

Chapter 2 Wilayah Merah

Pertemuan itu membahas masalah internal keluarga Baskoro, Rony yang tidak terlibat dalam segala hal hanya bisa diam.

"Hidup santai adalah mottoku, jadi untuk apa repot-repot mengurus mereka," katanya dalam hati yang paling dalam. Namun kesenangannya tidak bertahan lama, kepala keluarga menunjuknya sebagai pemimpin ekspedisi untuk menyelesaikan masalah di  wilayah merah.

"Tunggu kepala keluarga, aku tidak punya kemampuan beladiri atau kepandaian memimpin pasukan."

Sekali lagi Rony menjadi pusat perhatian, semua orang tampak bingung dan mulai mempertanyakan keasliannya. Biasanya dia akan dengan bangga membanggakan pasukannya dan langsung memilih untuk maju. Namun Rony ingin mundur, itu sebuah anomali yang tidak pernah terpikirkan.

"Ini bukan seperti dirimu biasanya, Saudaraku!" kata seorang remaja berusia 16 tahun di sebelah mejanya.

"Boby, aku sedang tidak ingin bercanda. Wilayah itu jauh dari jangkauanku."

[Boby Baskoro

Level : 19.]

Boby Baskoro adalah sepupu yang memiliki segudang prestasi di bidang akademik, dia menjadi lulusan terbaik di akademi. Berbanding terbalik dari Rony yang selalu menempati posisi bawah.

Boby tertawa dan berkata, "Jangan membuatku tertawa Saudara, bukankah kau sudah terbiasa dengan wilayah merah. Sudah menjadi rahasia umum kau adalah orang yang selalu keluar masuk wilayah merah."

Rony menatap tajam ke arah Boby, tapi setelah berpikir sejenak dia menghela nafas dan mengangguk. "Baiklah, sesuai permintaan Kepala Keluarga. Aku bersedia membawa pasukanku ke wilayah merah."

Meski tidak ingin keluar rumah, Rony harus menghadapi dunia yang baru ini. Setelah diputuskan, dia segera mengunjungi barak pasukannya.

Seorang ksatria berbadan besar dan ada bekas sayatan pedang di mata kanannya menghampirinya, Rony sedikit mendongak karena tingginya.

"Jadi seberapa kuat kalian?" tanya Rony dengan suara santai.

"Tuan, aku bisa menunjukkannya pada Anda." Ivan dengan tekad tak tergoyahkan langsung melepaskan auranya dan udara di sekitarnya tersapu. Aura berwarna merah muncul, Ivan adalah ksatria petarung tingkat 3 yang kabarnya sangat tekun berlatih. Meski umurnya sudah 40 tahun, Ivan tetap berlatih dan membuat dirinya pantas.

Rony menghela nafas dan menepuk pundak Ivan yang berada dalam mode Aura. "Sebelumnya maafkan aku," katanya dengan santai.

Ivan yang kaget langsung menarik auranya, dia bingung bagaimana Rony bisa dengan santai menepuk pundaknya padahal aura di sekitar tubuhnya sedang mengamuk.

"Maaf untuk apa?"

"Jangan bilang begitu, aku sudah menyadari kesalahanku. Mari buat lembaran baru dan panggil pasukanmu." Rony tahu banyak kesalahan yang telah ia perbuat pada Ivan, salah satunya satu minggu lalu dia menghilangkan kalung peninggalan ibunya.

Rony berdiri di depan pasukan khusus yang selalu melindungi dirinya, mereka terdiri dari 12 orang ksatria tingkat 1 dan 6 ksatria tingkat 2. "Aku akan langsung pada intinya, kita ditugaskan ke wilayah merah. Kelompok bandit merampok desa di sekitarnya, kita harus membereskannya."

Wilayah merah adalah istilah untuk menandai bahwa wilayah itu tidak dimilik oleh seorang pemimpin mana pun, meski begitu wilayah itu tetap berada di bawah kekuasaan kerajaan.

"Apa yang perlu ditakutkan, Tuan? Bukankah ada orang-orang kita di sana?" tanya seorang prajurit dengan santai.

"Sepertinya kau salah paham, kita diberi misi untuk menghancurkan markas kita sendiri." Rony menyadari bahwa dirinya adalah seorang pengedar obat-obat terlarang. Wilayah merah adalah tempat mereka beroperasi, saat ini Rony dilanda dilema. Dia harus menyelamatkan pada bandit atau harus berbudi luhur seperti kehidupan sebelumnya.

"Apa?"

Semua prajurit tampak terkejut, mereka tidak percaya harus menghancurkan teman-temannya sendiri.

"Sebenarnya aku punya ide menaik, bagaimana kalau kalian semua pergi ke wilayah lain." Rony mengatakannya dengan suara dingin dan tatapan datar. Dia akhirnya memutuskan untuk menjadi berbudi luhur seperti kehidupan sebelumnya.

"Tuan Muda, kau tidak bisa melakukan itu. Bos Tank pasti marah, kita harus mencari solusi lain."

Rony melirik ke arah Ivan, kemudian mengalihkan pandangannya ke semua prajuritnya. Ternyata ada 4 orang yang sebenarnya setuju dengan idenya, termasuk Ivan yang sudah muak berurusan dengan para penjahat.

"Baiklah, aku akan mencari solusi lain. Kalian bubar, kecuali Ivan... kamu, kamu, dan kamu."

Mereka berlima termasuk Rony masuk ke dalam kamp, mereka duduk di meja bundar dan saling menatap. "Aku tidak ingin menyembunyikan dari kalian, ideku sebelumnya tidak bercanda. Apa pendapat kalian?" tanyanya dengan suara pelan.

Semua orang diam sambil menundukkan kepala, termasuk Ivan yang tidak bisa berkata-kata.

"Aku ingin berubah, apa kalian mau bergabung denganku memberantas para bajingan itu?" tanyanya sekali lagi dengan tatapan serius.

Ivan dan yang lainnya tampak terkejut, mereka menatap Rony dengan tatapan tak percaya.

"Apa Anda yakin tuan muda"” tanya Ivan memastikan telinganya tidak salah dengar.

"Ya aku serius!"

"Tapi mereka itu..."

"Makanya aku membutuhkan kalian yang punya misi sama," kata Rony dengan serius.

"Tuan muda, bukannya aku meremehkanmu, tapi lawan kita kelompok Tank." Seorang prajurit dengan suara gemetar bertanya, dia teringat saat istri dan anaknya terbunuh oleh prajurit dari gang Tank.

Pria malang itu adalah Kevin, pria berumur 26 tahun yang telah kehilangan segalanya. Demi melanjutkan hidup dan membiayai kedua orang tuanya dia harus bekerja sebagai tentara bayaran. Meski hanya ksatria tingkat 1, Kevin sangat pandai mencari celah musuh. Dia adalah ahli strategi di kelompok Rony.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan, makanya kita tidak bisa bergerak sekarang." Rony menatap dua orang lainnya.

"Tuan muda, aku sudah hidup di bawah perintahmu. Jadi gunakan saja hidupku sesukamu." Pria lainnya dengan tubuh kurus dan mata hitam itu adalah Rocky yang selalu menjadi pengintai di pasukannya.

"Aku juga sama," sahut seorang remaja 19 tahun. Dia adalah Chris seorang pria muda penuh bakat yang telah kehilangan keluarganya.

Chris dibeli dari penjual budak wilayah merah, dia tampak murung setiap kali melakukan misi. Namun saat Rony ingin bertobat dan berbalik memusuhi kelompok Tank, dia tampak bersemangat. Kemampuan Rony menilai seseorang tidak dapat diremehkan.

"Baiklah, sudah diputuskan. Perlahan kita akan melepaskan diri dari kelompok Tank. Tapi untuk itu kita harus bersiap, Ivan malam ikuti aku."

Chris, Rocky, dan Kevin segera meninggalkan kamp dan istirahat seperti biasa. Mereka tidak terlihat mencurigakan, tapi Chris langsung mendapat tekanan dari prajurit lain dan dipukuli hingga babak belur. Sementara itu Rony dan Ivan pergi meninggalkan kamp, dia menyusuri malamnya kota dan bertemu orang pria brewok dengan tatapan dingin.

"Daging dingin." Rony mengatakan kata kunci untuk masuk ke pelelangan rahasia. 

"Masuk, sebaiknya kau bawa uang lebih."

"Kantongku lebih besar dari pahaku."

Percakapan Rony dan penjaga hanyalah basa basi dan juga merupakan kode khusus. Rony dan Ivan sampai di sebuah ruangan, mereka duduk santai di tempat ruang VIP. 

Lelang ilegal ini diselenggarakan di bawah kelompok Tank, jadi kelompok ini sangat kuat hingga keluarga Baskoro tidak dapat menyingkirkannya. 

Ivan hanya diam, dia melihat sekitar dan menemukan ada seseorang yang terlihat mencurigakan. "Tuan muda, sepertinya orang itu…"

"Sstt, pakai topengmu dan diam." Rony sudah tahu orang misterius di balik jubah hitam yang hadir di ruang VIP. 

"Tapi…"

"Kakakku bukan orang bodoh, pasti dia punya rencananya sendiri. Tugas kita mengumpulkan orang-orang yang berpotensi."

Tujuan Rony merekrut para budak yang dijual. Dia memerlukan pasukan khusus yang bergerak di bawah tangannya. Meski di kehidupan sebelumnya dia sendirian, setelah memahami dunia ini Rony memerlukan orang lain untuk terus bertahan. 

Lelang pertama memamerkan sebuah pedang yang memiliki kemampuan meningkatkan aura penggunanya. Semua orang tampak terkejut, tapi Rony justru tersenyum tipis. 

"Ivan, apa kau bisa melihat informasi pedang itu?" tanya Rony dengan santai. 

Ivan menggelengkan kepala. "Hanya orang berbakat khusus yang bisa."

Rony mengangguk pelan, dia tahu bahwa kemampuan sistemnya sedikit berbeda. Tidak hanya bisa melihat level seseorang, dia juga bisa melihat informasi dari sebuah benda. 

[Blue Sword

Tingkat : B

Memiliki kemampuan meningkatkan aura penggunanya, tapi perlahan akan membuatnya kecanduan. Pedang yang ditempa dari sisik naga biru, tapi gagal memunculkan potensi terbaiknya.]

Semua orang bersorak dan segera menaikkan tawarannya dengan cepat. Rony hanya diam tak bergerak, biasanya dia akan melompat kegirangan dan memburu pedang seperti itu. 

Ivan sedikit mengerutkan keningnya, dia merasa tuan mudanya seperti orang lain. Tidak hanya sikapnya tapi temperamennya juga sangat tenang layaknya air. 

Seorang anak dari keluarga Hartono memenangkan lelangnya, Rony mengangguk dan langsung bisa mengerti. “Sungguh malang kakakku,” gumamnya pelan. 

Demi mendapat Blue Sword, Roman harus bergaul dengan putra dari Keluarga Hartono. Karena tempat lelang ilegal ini di wilayah Count Baskoro, Roman tidak bisa membelanjakan uangnya. Jadi dia memilih untuk menggunakan tangan orang lain. 

Setelah rangkaian panjang pelelangan, akhirnya para budak mulai dikeluarkan. Ada sekitar 120 budak yang bisa dipilih para pelanggan, karena lelang yang menarik sudah berakhir sebagian bangsawan sudah pergi. 

Rony mendekati pemilik lelang. "Aku ingin membeli semuanya, berapa harganya?"

"Tuan, kita masih ada di pelelangan. Tidak baik mematok harga seperti itu," kata pemilik lelang dengan senyum palsunya. 

Tiba-tiba mata Rony terbuka lebar setelah melihat seorang pria paruh baya yang tampak sangat lusuh. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status