Seorang pria hidup di zaman akhir, sebagian dunia sudah menjadi tanah tandus dan zombie berkeliaran dimana-mana. Umat manusia semakin terdesak, mereka menggunakan segala cara untuk menyelamatkan rasnya.
[Aku Nurhadi adalah seorang penjelajah mandiri yang berhasil menjelajahi hampir seluruh dunia dengan kedua kakiku.]
Nurhadi juga seorang petarung tingkat 9, meski bukan yang terkuat dia adalah orang yang paling pintar dalam membuat keputusan. Makanya dia berhasil selamat dari ribuan bahkan jutaan kejadian yang mengancam nyawanya.
Meski tidak memiliki kekayaan atau kekuasaan, ia memanfaatkan segala macam cara untuk bertahan hidup. Mulai dari racun hingga darah zombie yang bisa didapatkan dari alam liar.
Saat manusia sudah menjadi petarung tingkat 9, umurnya bisa menyentuh 300 tahun. Ini adalah ulang tahunnya ke 210, yang membuatnya tersenyum lebar.
"Sial, seharusnya aku masih punya 90 tahun lagi!" katanya dengan suara suram.
Nurhadi baru saja bertarung dengan ratusan monster tingkat bencana. Dia dikepung dari segala arah, meski berhasil membunuh semuanya staminanya benar-benar habis. Tubuhnya terbaring tak berdaya menghadap langit merah yang suram.
Tubuhnya yang penuh dengan tusukan jarum serta darah ungu mulai keluar dari seluruh tubuhnya. Darah yang sudah tidak bisa disebut darah manusia mulai meninggalkan tubuhnya, rasa dingin mulai terasa di sekujur tubuhnya.
"Setidaknya aku masih percaya dengan dewa." Nurhadi memejamkan matanya dan mulai berdoa pada kepercayaannya.
"Semoga arwahku tenang dan tidak ada lagi kesengsaraan seperti kehidupan ini," ucapnya dengan suara lirih.
Hembusan nafas terakhirnya terdengar damai, Nurhadi tersenyum puas karena sudah menyelesaikan hidupnya dengan sekuat tenaga.
Namun tiba-tiba matanya terbuka dan mulutnya tersedak nasi. Sambil memukul-mukul dadanya dia berteriak, "Kambing arab ternyata hanya mimpi!"
Saat berkata kasar tadi, Nurhadi menjadi pusat perhatian. Dia segera menunduk dan melihat ke arah cermin di mejanya.
"Siapa pria ini!."
Kenangan yang melimpah membuatnya pingsan lagi di atas meja. Nurhadi hidup kembali di tubuh yang berbeda.
Pria kurus tinggi 170 centimeter dengan wajah standar dan mata sayu itu adalah Rony Baskoro. Seorang tuan muda dari Keluarga Baskoro, keluarganya memiliki kedudukan dan kekayaan yang mumpuni.
Keluarga Baskoro dipimpin oleh seorang Count yang memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas. Pertambangan dan hasil kebun merupakan penghasilan utama mereka.
Rony adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Kakak pertamanya adalah Flora, putri yang memiliki segudang prestasi dan memiliki gelar Viscount. Kakak keduanya bernama Roman, seorang ksatria yang gagah berani dan memiliki pasukan militernya sendiri. Saudara keempatnya adalah Erwin, seorang pria cerdas yang menguasai ilmu sihir. Saudara kelimanya adalah Robert seorang pedagang profesional padahal masih umur 14 tahun.
Rony seorang pria lajang berusia 18 tahun, dia adalah pemakai obat-obatan terlarang. Tidak hanya memakainya, dia juga mengedarkan obat itu ke berbagai penjuru wilayah keluarganya.
"Hah!" ucap Rony yang tersentak dan mendadak bangun di kasurnya.
"Apa yang terjadi?" katanya kebingungan. Sambil memegangi kepalanya yang sakit, Nurhadi mencoba mencerna semua yang terjadi.
Rony seharusnya mati di jamuan makan bersama keluarga kerajaan. Obat-obatan terlarang yang sudah menumpuk di tubuhnya mulai bereaksi dan merenggut nyawanya. Namun entah apa yang terjadi tiba-tiba jiwa Nurhadi masuk ke tubuhnya dan menggantikan kehidupan Rony.
"Baiklah, tidak ada salahnya menjalani hidup lagi." Rony bergumam dengan santai, dia melirik ke sebuah jendela mengambang di sebelahnya.
"Oh dunia ini juga punya sistem." Tepat setelah mengatakannya matanya terbuka lebar dan langsung mengumpat.
"Dewa sialan, aku baru hidup dan ingin mengambilnya lagi dalam 3 jam!" teriaknya mengumpat tak jelas.
[Rony Baskoro
Level : 7
Umur : 18 tahun
Status : Komplikasi (masa hidup tinggal 3 jam)
Kekuatan, Stamina, Energi : 5-7-2
Bakat Bawaan : -.]
"Sial, bahkan status awalku jauh dibawah kehidupan sebelumnya." Rony hanya bergumam pelan. Dia tidak memiliki apapun selain tubuhnya yang rapuh dan sewaktu-waktu bisa mati.
Diluar kamar, para pelayan sedang mengumpat. Mereka mengolok-olok tuan muda Rony sudah gila dan menyebarkan rumor bahwa dia akan segera mati.
Rony duduk bersila di atas kasurnya dia mulai menutup mata dan mencoba menarik energi alam. Meski kecepatannya pelan, Rony bisa merasakan bahwa tubuhnya sudah benar-benar hancur.
Bukannya takut, Rony justru tersenyum manis. Dia merasa bahwa tubuh penuh racun ini adalah berkah yang diberikan dewa.
"Tidak ada orang yang lebih terbiasa dengan racun daripada aku." Rony dengan bangga mulai memperbaiki racun yang melimpah di tubuhnya.
Suara piring pecah terdengar di dalam telinganya, Rony segera muntah darah hitam. Dia segera mengusap bibirnya dan melihat usahanya berhasil.
"Tidak sulit." Rony melihat statusnya sudah normal dengan sekali coba.
Sekelompok pelayan menerobos masuk kamar, wajah mereka tampak khawatir tapi tidak ada yang benar-benar khawatir. Rony bisa menyadarinya karena pengalaman hidupnya.
"Bersihkan kamarku, aku mau mandi." Rony segera berjalan ke kamar mandi dengan santai. Dia tidak menyangka membutuhkan setidaknya 20 langkah hanya untuk ke kamar mandi, sebesar itulah kamarnya.
Saat berendam air hangat Rony menyadari betapa hebatnya hidup bergelimang harta. Pada kehidupan sebelumnya dia tidak pernah merasakannya.
"Oh, mari kita coba." Rony duduk bersila kembali dan mencoba menyerap energi air. Perlahan tapi pasti energi air mulai terserap ke tubuhnya dan mulai memperbaiki aliran darahnya.
"Tidak buruk." Rony segera membasuh tubuhnya lagi. Dia ganti pakaian dan keluar, para pelayan sudah tidak ada tapi kamarnya sudah sangat bersih.
"Sungguh kenikmatan yang hakiki."
Sembari membuka jendela, Rony memantapkan tekadnya. "Aku akan menikmati hidup indah ini!"
Cahaya yang masuk menghangatkan tubuhnya, Rony tanpa sadar mengubah energi cahaya menjadi energi miliknya sendiri.
[Bakat tersembunyi terbuka. Pelahap Segalanya.]
"Oh, bakat yang bagus." Rony di kehidupan sebelumnya memiliki jutaan bakat, dia menciptakan semua itu sendiri jadi tidak ada kata beruntung di kamusnya.
Untuk mengisi waktu luangnya, Rony mulai membaca sejarah dan buku-buku di kamarnya. Dia mulai mengetahui bahwa dunia ini sangat luas, mungkin saja lebih luas dari bumi.
Sihir, Monster, Aura, dan sumber kekuatan yang melimpah membuat dunia ini semakin berwarna. Saat menikmati udara yang sepoi-sepoi, sebuah jarum beracun langsung menancap di dadanya. Rony tergeletak dengan mata yang terbelalak tak percaya.
Seorang pembunuh di siang bolong menampakkan wujudnya. "Salahmu sendiri tidak mati!"
Tepat saat dia berbalik, Rony dengan cepat menancapkan jarum beracun itu ke kaki Sang Pembunuh.
"Apa?"
Tubuh pembunuh tidak bisa bergerak, racun yang tersisa pada jarum ditambah dengan racun bawaan Rony menciptakan racun yang sangat mujarab.
Rony bangkit sambil membersihkan pakaiannya. "Sebagai seorang pembunuh kau ceroboh ya."
"Tidak mungkin!" teriak pembunuh sambil melepaskan aura membunuh yang kuat. Namun Aura yang sangat dia banggakan tidak bisa dikontrol dan membuatnya jatuh.
"Apa yang kau lakukan, auraku mulai menghilang!"
"Jika kau siap membunuh, siapkan juga tekadmu untuk terbunuh." Rony dengan terapan merendahkan langsung merogoh mulutnya dan mengambil satu giginya.
"Ugh," suara rintihan pembunuh.
"Sial, aku salah gigi." Rony mengulanginya hingga lima kali tapi tidak menemukan gigi yang mengandung racun.
"Apa jangan-jangan kau?" kata Rony sambil menatap mata pembunuh yang menghembuskan nafas terakhirnya.
"Pembunuh di dunia ini sangat amatir." Rony segera melempar mayatnya keluar jendela untuk menyusun rencana dan melukai dirinya sendiri.
Akhirnya pembunuhan itu diakui sebagai keberuntungan tuan muda ketiga. Rumor menyebutkan bahwa pembunuh amatir itu disewa oleh seorang rakyat jelata.
Untuk membuat dirinya siap, Rony mulai melakukan latihan fisik. Dia ingin mengubah tubuh lemahnya menjadi sesuatu yang sangat hebat.
Lari mengelilingi tempat tinggalnya rutin dilakukan. Rony melatih otot dan jantungnya dengan sangat efektif. Dia membaca berbagai buku yang ada di rumah dan menerapkannya. Sambil berusaha keras, Rony memperbaiki kesalahan yang terdapat di buku bacaannya.
Tidak berasa 3 bulan berlalu, Rony sudah siap untuk keluar. Bertepatan dengan tekadnya, seorang pengawal dari keluarga datang menjemputnya.
Rony tidak punya alasan untuk menolak, dia ikut ke kediaman pribadi utama. Sesampainya di kediaman utama, Rony disidang dan dikelilingi keluarga utama, termasuk kepala keluarga dan saudaranya.
Tomi sebagai kepala keluarga Baskoro menatap ke arah anaknya itu. "Apa kau sudah merenungkan kesalahan mu?"
"Maafkan saya kepala keluarga, waktu itu saya mabuk berat." Rony sambil membungkukkan badan memberi hormat. Semua orang yang melihatnya tampak tidak percaya dan menatapnya dengan sinis.
Mereka semua kaget saat melihat Rony membungkukkan badan meminta maaf, padahal biasanya dia akan membusungkan dada dan membanggakan garis darahnya.
Kepala Keluarga tersenyum tipis dan mengibaskan lengan bajunya. "Sekarang duduklah, aku tidak ingin masalah ini terus berlanjut."
"Tunggu, mengapa kau membiarkan anakmu lolos lagi?" tanya seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan rapi dan kacamata emasnya.
Pertemuan itu membahas masalah internal keluarga Baskoro, Rony yang tidak terlibat dalam segala hal hanya bisa diam."Hidup santai adalah mottoku, jadi untuk apa repot-repot mengurus mereka," katanya dalam hati yang paling dalam. Namun kesenangannya tidak bertahan lama, kepala keluarga menunjuknya sebagai pemimpin ekspedisi untuk menyelesaikan masalah di wilayah merah."Tunggu kepala keluarga, aku tidak punya kemampuan beladiri atau kepandaian memimpin pasukan."Sekali lagi Rony menjadi pusat perhatian, semua orang tampak bingung dan mulai mempertanyakan keasliannya. Biasanya dia akan dengan bangga membanggakan pasukannya dan langsung memilih untuk maju. Namun Rony ingin mundur, itu sebuah anomali yang tidak pernah terpikirkan."Ini bukan seperti dirimu biasanya, Saudaraku!" kata seorang remaja berusia 16 tahun di sebelah mejanya."Boby, aku sedang tidak ingin bercanda. Wilayah itu jauh dari jangkauanku."[Boby BaskoroLevel : 19.]Boby Baskoro adalah sepupu yang memiliki segudang pr
"Siapa dia?" tanya Rony dengan suara tenang. Meski melihat sesuatu yang mengejutkan, Rony langsung bisa menenangkan dirinya. "Oh, mata anda sangat bagus tuan. Dia adalah mantan bangsawan di Kerajaan Serbia." Tempat Count Baskoro ada di wilayah Kerajaan Cronos, wilayah terbesar di Benua Salamander. Sedangkan Kerajaan Serbia di seberang wilayah Kerajaan Cronos, perang yang berkepanjangan membuat kedua kerajaan terus bermusuhan. "Kerajaan Serbia?" "Aku tidak tahu detailnya, yang pasti ada konflik internal setelah kekalahan mereka. Informasi mengatakan keluarganya adalah penghianat." "Berapa harganya?" "Karena pengalamannya sebagai kepala keluarga, kami membuka harga 100 koin emas." 100 koin emas bisa menghidupi orang satu kampung selama 3 bulan. Rony mengangguk dan langsung menaikkan tawarannya. "Pasang tawaranku 200 koin emas." Meski Rony sangat boros, dia memiliki kekayaan yang cukup. Sebagian besar uangnya tidak diketahui keluarganya karena itu uang haram. "Aku sangat suk
Markas rahasia tampak cukup bagus untuk mengembangkan diri, 7 budak yang belum menunjukkan bakatnya maju dan berlutut."Tuan Muda, tolong gunakan kami!" kata mereka serentak. Mereka semua sudah merasakan hasil latihan yang disarankan Rony, tidak hanya bakat tapi mereka berhasil mempelajari beberapa gerakan pamungkas.Rony mengangkat tangannya dengan santai. "Jangan berlebihan, aku jadi malu." 7 orang itu berhasil mendapatkan bakat dan memiliki spesialis senjata masing-masing. Dua orang menggunakan perisai dan pedang, satu orang menggunakan tombak, 3 orang menggunakan pedang dan 1 orang menggunakan panah."Ivan aku serahkan mereka padamu. Oh jangan lupa bawa Kevin, Rocky dan Chriss kesini." Rony berjalan menuju ruangan Zuko yang sedang melakukan penelitian, tapi sebelum masuk Rony berhenti dan berbalik."Ingat, jangan sampai ketahuan. Kita butuh lebih banyak waktu."Ivan mengangguk dan mengajak Thomas serta Clarissa untuk mengamankan jalurnya. Jecki adalah pria licik yang bisa menyada
Kedatangan Boby dan Winter sangat mencolok, Winter menendang pintu hingga hancur dan Boby dengan bangga mengatakan kata-kata kasar yang seharusnya tidak diucapkan seorang bangsawan. Dia menendang barang-barang berharga di rumah Rony hanya untuk meluapkan emosinya."Saudaraku, apa yang kau lakukan?" tanya Rony dengan santainya. Boby yang disulut api amarah langsung berkata dengan nada tinggi, "Tinggalkan tempat ini, kau susah mencoreng nama Keluarga Baskoro!""Apa yang kamu katakan? Aku tidak melakukan apa-apa.""Jangan pura-pura bodoh, bandit pengedar obat-obatan itu belum angkat kaki dari wilayah ini!"Rony menghela nafas, dia tidak percaya punya sepupu yang begitu ceroboh. "Tugasku sudah selesai, kelompok bandit itu sudah pindah. Kalau ada anggota dari kelompok itu masih di wilayah ini berarti bukan tanggungjawabku. Justru sebaliknya, bukankah keluargamu yang bertugas mengamankan wilayah kota?""Bedebah sialan, aku sudah mengadu ke ayahanda. Kau harus angkat kaki dari rumah ini!""
Rony mengabaikan Ivan yang kebingungan, dia mendekati salah satu korbannya. "Pelahap Raga," ucapnya lirih. Energi hitam muncul dari sekujur tubuhnya, perlahan energi itu membentuk kepala ular dan langsung melahap mangsanya. [Mendapat 5 poin status.][Pelahap Raga (EX) Dapat menyerap tubuh mangsa dan merebut energi kehidupannya. Dapat memberikan poin status ekstra (jumlah tergantung kekuatan mangsa), batas saat ini 1 mangsa setiap hari.][Status lapar ditambahkan. Saat status lapar mencapai 0, pengguna akan menggila dan memakan segalanya. ]"Sudah aku duga ini skill itu!"Pada kehidupan sebelumnya skill Pelahap Raga dikenal sebagai Gluttony. Orang terkuat no 5 di dunia memiliki skill unik itu, tapi akhirnya dia mati karena tanpa sengaja memangsa rekan-rekannya.Kondisi Pelahap Raga tidak terlalu berat, Rony bisa sedikit bernafas lega. Namun dia harus tetap berhati-hati, tingkat laparnya harus dikendalikan dengan baik. [Lapar : 100.]Angka 100 menunjukkan bahwa Rony memiliki banyak
Rony ingin sekali menghindari Dinda, tapi apa boleh buat. Dia tersenyum terpaksa sambil melihat sekelilingnya.Dinda Hartono adalah anak ke 7 dari seorang Duke, tidak hanya cantik dia juga sangat cerdas. Hartono adalah keluarga besar yang sudah melayani raja sejak berdirinya kerajaan, mereka memiliki ratusan Ksatria tingkat 5 dan penyihir hebat lainnya. Bahkan ada rumor yang mengatakan kekuatan mereka setara dengan Keluarga Kerajaan Cronos.Meski memiliki posisi yang kuat, Kepala Keluarga mereka sangat cerdas. 9 Keturunannya menikahi 9 keluarga terpandang Kerajaan Cronos, rumor mengatakan mereka akan melakukan kudeta beberapa tahun kedepan."Ron kau datang!" kata Dinda dengan suara riang.Semua mata mengarah pada mata indah dan rambut pirangnya, Dinda memiliki kepribadian yang riang dan penuh semangat. Berbanding terbalik dengan Rony yang tampak suram dengan kantung mata yang begitu hitam."Tentu saja aku datang," jawab Rony dengan santainya.[DindaLevel : 23Umur : 20 tahunStatus :
Kemenangan Rony membuat semua orang terdiam, tidak ada yang menyangka ada murid tahun pertama yang bisa mengalahkan murid tahun ketiga.Rony tidak memperhatikan sekelilingnya, dia hanya berjalan ke sisi kiri karena menang. Dinda segera menghampirinya dan tersenyum hangat."Selamat, kau hebat." Dinda mengatakannya dengan senyum lebar dan suara lembut, tapi dalam hatinya dia berbicara sebaliknya. "Sialan, dia merampokku!""Aku hanya beruntung, Senior itu mengalah di akhir-akhir.""Itu tidak membuang fakta kau menang, Ambillah!" Hadiah langsung diberikan pada Rony di hadapan semua murid baru. Rony tanpa rasa takut langsung menerimanya, dia membutuhkan Pil Rekonstruksi Tubuh. "Ya, terima kasih."Upacaya Penyambutan itu berakhir dengan kekalahan tahun ketiga. Dinda sendiri yang mengatakan bahwa tahun ketiga kalah, jadi semua pandangan langsung mengarah ke Rony. Hanya Rony yang punya kamar dan ruang pelatihan pribadi, tanpa menunggu lama Rony langsung menuju ruang latihan. Pil Rekonstru
Rony tidak tahu ada monster rank D dalam ujian masuk Akademi Militer. Meski dia pernah membunuh monster serupa, Rony menggunakan kemampuan spesialnya. Suara terdengar di ruangannya, suara itu berasal dari Mary. “Sampai kapan kau menyembunyikannya?”Rony langsung melihat salah satu dinding. “Aku hanya tidak ingin Anda terkejut Nyoya Mary.”Mary tersenyum lebar, hampir tidak mungkin menemukan lokasinya karena ruangan di dalam memiliki Formasi Ilusi. “Berhentilah bicara omong kosong, tunjukkan padaku kemampuan sebenarnya.”Rony menggelengkan kepala. “Aku bukan orang yang suka pamer, jadi katakan padaku hadiah apa yang menantiku?”Mary tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia sekaligus marah, ini pertama kalinya ada murid yang menarik minatnya. “1 Permintaanmu akan aku kabulkan!”“Deal!” Rony berbalik sambil menatap ke arah musuh. Monster Kanguru yang menunggu mulai membuat gerakan, Rony juga tidak mau kalah. Keduanya saling berlari dan membuat gerakan menyerang. Merasa tidak bisa m