Share

Kaisar Sejati
Kaisar Sejati
Penulis: ChimungKing

Chapter 1 Hidup Nyaman

Seorang pria hidup di zaman akhir, sebagian dunia sudah menjadi tanah tandus dan zombie berkeliaran dimana-mana. Umat manusia semakin terdesak, mereka menggunakan segala cara untuk menyelamatkan rasnya.

[Aku Nurhadi adalah seorang penjelajah mandiri yang berhasil menjelajahi hampir seluruh dunia dengan kedua kakiku.]

Nurhadi juga seorang petarung tingkat 9, meski bukan yang terkuat dia adalah orang yang paling pintar dalam membuat keputusan. Makanya dia berhasil selamat dari ribuan bahkan jutaan kejadian yang mengancam nyawanya. 

Meski tidak memiliki kekayaan atau kekuasaan, ia memanfaatkan segala macam cara untuk bertahan hidup. Mulai dari racun hingga darah zombie yang bisa didapatkan dari alam liar. 

Saat manusia sudah menjadi petarung tingkat 9, umurnya bisa menyentuh 300 tahun. Ini adalah ulang tahunnya ke 210, yang membuatnya tersenyum lebar. 

"Sial, seharusnya aku masih punya 90 tahun lagi!" katanya dengan suara suram. 

Nurhadi baru saja bertarung dengan ratusan monster tingkat bencana. Dia dikepung dari segala arah, meski berhasil membunuh semuanya staminanya benar-benar habis. Tubuhnya terbaring tak berdaya menghadap langit merah yang suram.

Tubuhnya yang penuh dengan tusukan jarum serta darah ungu mulai keluar dari seluruh tubuhnya. Darah yang sudah tidak bisa disebut darah manusia mulai meninggalkan tubuhnya, rasa dingin mulai terasa di sekujur tubuhnya.

"Setidaknya aku masih percaya dengan dewa." Nurhadi memejamkan matanya dan mulai berdoa pada kepercayaannya.

"Semoga arwahku tenang dan tidak ada lagi kesengsaraan seperti kehidupan ini," ucapnya dengan suara lirih.

Hembusan nafas terakhirnya terdengar damai, Nurhadi tersenyum puas karena sudah menyelesaikan hidupnya dengan sekuat tenaga.

Namun tiba-tiba matanya terbuka dan mulutnya tersedak nasi. Sambil memukul-mukul dadanya dia berteriak, "Kambing arab ternyata hanya mimpi!"

Saat berkata kasar tadi, Nurhadi menjadi pusat perhatian. Dia segera menunduk dan melihat ke arah cermin di mejanya. 

"Siapa pria ini!." 

Kenangan yang melimpah membuatnya pingsan lagi di atas meja. Nurhadi hidup kembali di tubuh yang berbeda.

Pria kurus tinggi 170 centimeter dengan wajah standar dan mata sayu itu adalah Rony Baskoro. Seorang tuan muda dari Keluarga Baskoro, keluarganya memiliki kedudukan dan kekayaan yang mumpuni.

Keluarga Baskoro dipimpin oleh seorang Count yang memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas. Pertambangan dan hasil kebun merupakan penghasilan utama mereka.

Rony adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Kakak pertamanya adalah Flora, putri yang memiliki segudang prestasi dan memiliki gelar Viscount. Kakak keduanya bernama Roman, seorang ksatria yang gagah berani dan memiliki pasukan militernya sendiri. Saudara keempatnya adalah Erwin, seorang pria cerdas yang menguasai ilmu sihir. Saudara kelimanya adalah Robert seorang pedagang profesional padahal masih umur 14 tahun.

Rony seorang pria lajang berusia 18 tahun, dia adalah pemakai obat-obatan terlarang. Tidak hanya memakainya, dia juga mengedarkan obat itu ke berbagai penjuru wilayah keluarganya.

"Hah!" ucap Rony yang tersentak dan mendadak bangun di kasurnya.

"Apa yang terjadi?" katanya kebingungan. Sambil memegangi kepalanya yang sakit, Nurhadi mencoba mencerna semua yang terjadi.

Rony seharusnya mati di jamuan makan bersama keluarga kerajaan. Obat-obatan terlarang yang sudah menumpuk di tubuhnya mulai bereaksi dan merenggut nyawanya. Namun entah apa yang terjadi tiba-tiba jiwa Nurhadi masuk ke tubuhnya dan menggantikan kehidupan Rony.

"Baiklah, tidak ada salahnya menjalani hidup lagi." Rony bergumam dengan santai, dia melirik ke sebuah jendela mengambang di sebelahnya.

"Oh dunia ini juga punya sistem." Tepat setelah mengatakannya matanya terbuka lebar dan langsung mengumpat. 

"Dewa sialan, aku baru hidup dan ingin mengambilnya lagi dalam 3 jam!" teriaknya mengumpat tak jelas.

[Rony Baskoro

Level : 7

Umur : 18 tahun

Status : Komplikasi (masa hidup tinggal 3 jam)

Kekuatan, Stamina, Energi : 5-7-2

Bakat Bawaan : -.]

"Sial, bahkan status awalku jauh dibawah kehidupan sebelumnya." Rony hanya bergumam pelan. Dia tidak memiliki apapun selain tubuhnya yang rapuh dan sewaktu-waktu bisa mati.

Diluar kamar, para pelayan sedang mengumpat. Mereka mengolok-olok tuan muda Rony sudah gila dan menyebarkan rumor bahwa dia akan segera mati.

Rony duduk bersila di atas kasurnya dia mulai menutup mata dan mencoba menarik energi alam. Meski kecepatannya pelan, Rony bisa merasakan bahwa tubuhnya sudah benar-benar hancur. 

Bukannya takut, Rony justru tersenyum manis. Dia merasa bahwa tubuh penuh racun ini adalah berkah yang diberikan dewa. 

"Tidak ada orang yang lebih terbiasa dengan racun daripada aku." Rony dengan bangga mulai memperbaiki racun yang melimpah di tubuhnya. 

Suara piring pecah terdengar di dalam telinganya, Rony segera muntah darah hitam. Dia segera mengusap bibirnya dan melihat usahanya berhasil. 

"Tidak sulit." Rony melihat statusnya sudah normal dengan sekali coba.

Sekelompok pelayan menerobos masuk kamar, wajah mereka tampak khawatir tapi tidak ada yang benar-benar khawatir. Rony bisa menyadarinya karena pengalaman hidupnya. 

"Bersihkan kamarku, aku mau mandi." Rony segera berjalan ke kamar mandi dengan santai. Dia tidak menyangka membutuhkan setidaknya 20 langkah hanya untuk ke kamar mandi, sebesar itulah kamarnya.

Saat berendam air hangat Rony menyadari betapa hebatnya hidup bergelimang harta. Pada kehidupan sebelumnya dia tidak pernah merasakannya. 

"Oh, mari kita coba." Rony duduk bersila kembali dan mencoba menyerap energi air. Perlahan tapi pasti energi air mulai terserap ke tubuhnya dan mulai memperbaiki aliran darahnya. 

"Tidak buruk." Rony segera membasuh tubuhnya lagi. Dia ganti pakaian dan keluar, para pelayan sudah tidak ada tapi kamarnya sudah sangat bersih. 

"Sungguh kenikmatan yang hakiki."

Sembari membuka jendela, Rony memantapkan tekadnya. "Aku akan menikmati hidup indah ini!"

Cahaya yang masuk menghangatkan tubuhnya, Rony tanpa sadar mengubah energi cahaya menjadi energi miliknya sendiri. 

[Bakat tersembunyi terbuka. Pelahap Segalanya.]

"Oh, bakat yang bagus." Rony di kehidupan sebelumnya memiliki jutaan bakat, dia menciptakan semua itu sendiri jadi tidak ada kata beruntung di kamusnya. 

Untuk mengisi waktu luangnya, Rony mulai membaca sejarah dan buku-buku di kamarnya. Dia mulai mengetahui bahwa dunia ini sangat luas, mungkin saja lebih luas dari bumi. 

Sihir, Monster, Aura, dan sumber kekuatan yang melimpah membuat dunia ini semakin berwarna. Saat menikmati udara yang sepoi-sepoi, sebuah jarum beracun langsung menancap di dadanya. Rony tergeletak dengan mata yang terbelalak tak percaya. 

Seorang pembunuh di siang bolong menampakkan wujudnya. "Salahmu sendiri tidak mati!"

Tepat saat dia berbalik, Rony dengan cepat menancapkan jarum beracun itu ke kaki Sang Pembunuh.

"Apa?"

Tubuh pembunuh tidak bisa bergerak, racun yang tersisa pada jarum ditambah dengan racun bawaan Rony menciptakan racun yang sangat mujarab. 

Rony bangkit sambil membersihkan pakaiannya. "Sebagai seorang pembunuh kau ceroboh ya."

"Tidak mungkin!" teriak pembunuh sambil melepaskan aura membunuh yang kuat. Namun Aura yang sangat dia banggakan tidak bisa dikontrol dan membuatnya jatuh. 

"Apa yang kau lakukan, auraku mulai menghilang!"

"Jika kau siap membunuh, siapkan juga tekadmu untuk terbunuh." Rony dengan terapan merendahkan langsung merogoh mulutnya dan mengambil satu giginya. 

"Ugh," suara rintihan pembunuh.

"Sial, aku salah gigi." Rony mengulanginya hingga lima kali tapi tidak menemukan gigi yang mengandung racun. 

"Apa jangan-jangan kau?" kata Rony sambil menatap mata pembunuh yang menghembuskan nafas terakhirnya. 

"Pembunuh di dunia ini sangat amatir." Rony segera melempar mayatnya keluar jendela untuk menyusun rencana dan melukai dirinya sendiri. 

Akhirnya pembunuhan itu diakui sebagai keberuntungan tuan muda ketiga. Rumor menyebutkan bahwa pembunuh amatir itu disewa oleh seorang rakyat jelata. 

Untuk membuat dirinya siap, Rony mulai melakukan latihan fisik. Dia ingin mengubah tubuh lemahnya menjadi sesuatu yang sangat hebat. 

Lari mengelilingi tempat tinggalnya rutin dilakukan. Rony melatih otot dan jantungnya dengan sangat efektif. Dia membaca berbagai buku yang ada di rumah dan menerapkannya. Sambil berusaha keras, Rony memperbaiki kesalahan yang terdapat di buku bacaannya. 

Tidak berasa 3 bulan berlalu, Rony sudah siap untuk keluar. Bertepatan dengan tekadnya, seorang pengawal dari keluarga datang menjemputnya. 

Rony tidak punya alasan untuk menolak, dia ikut ke kediaman pribadi utama. Sesampainya di kediaman utama, Rony disidang dan dikelilingi keluarga utama, termasuk kepala keluarga dan saudaranya. 

Tomi sebagai kepala keluarga Baskoro menatap ke arah anaknya itu. "Apa kau sudah merenungkan kesalahan mu?"

"Maafkan saya kepala keluarga, waktu itu saya mabuk berat." Rony sambil membungkukkan badan memberi hormat. Semua orang yang melihatnya tampak tidak percaya dan menatapnya dengan sinis. 

Mereka semua kaget saat melihat Rony membungkukkan badan meminta maaf, padahal biasanya dia akan membusungkan dada dan membanggakan garis darahnya.

Kepala Keluarga tersenyum tipis dan mengibaskan lengan bajunya. "Sekarang duduklah, aku tidak ingin masalah ini terus berlanjut."

"Tunggu, mengapa kau membiarkan anakmu lolos lagi?" tanya seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan rapi dan kacamata emasnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status