Share

Depresi

Aku gelagapan ditanya seperti itu, bingung mau menjawab apa. Untung saja Ray langsung menjawab pertanyaaan anaknya.

"Tante Hanum ini temannya Tante Opik," kata Mas Ray.

"Oh, kirain…." Lea tidak melanjutkan ucapannya.

"Kami pergi dulu ya, Mas," pamitku. Sebenarnya aku penasaran dengan ucapan Lea yang menggantung. Tapi aku juga mulai nggak suka dengan Lea, yang menurutku angkuh.

"O, iya, Mbak. Silahkan."

Aku dan anak-anak melangkah pergi, kudengar Lea masih ngoceh sama papanya. Aku sengaja berjalan agak pelan, anak-anak sudah duluan.

"Papa jangan tebar pesona, ya?"

"Maksudnya apa?"

"Papa PDKT sama Tante itu tadi ya? Nggak cocok sama Papa, nggak selevel," ejek Lea.

"Nggak boleh ngomong kayak gitu," kata Ray pada Lea.

Aku dongkol sekali, ucapannya sangat merendahkanku. Baru kenal juga kok sudah bisa menilai orang lain. Siapa juga yang suka sama Papa kamu, Lea. Nggak ada perempuan yang mau punya anak tiri kayak kamu. Pasti nanti ribut terus.

Aku menghampiri anak-anak dengan perasaan kesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status