Share

Konsultasi

"Sudah ya, Ray, Hanum ada Konsul denganku. Biasa bisnis perasaan," kata Opik sambil tertawa.

Dokter Ray melambaikan tangannya dan melangkah pergi. Opik dan aku juga pergi menuju ke ruangan Opik.

"Kamu ini, Pik, bikin malu saja. Seolah-olah aku sedang promo," kataku sambil duduk di kursi.

"Promo atau cuci gudang? Diskon gede-gedean lho," ledek Opik.

"Memangnya barang." Aku pura-pura kesal.

"Bercanda, Sayang. Eh ada apa? Apa mau menjemput Mbak Hani? Tadi aku lihat Mbak Sarah mau membayar administrasi, ternyata semua sudah dibayar oleh Fahmi."

"Oh, begitu ya? Tadi aku lihat Mbak Hani sudah keluar dari rumah sakit. Mbak Sarah memang bilang kalau hari ini Mbak Hani pulang. Tapi aku masih malas bertemu dengannya."

"Nggak usah dipaksain bertemu dengannya, aku yakin mereka juga paham, kalau kamu belum bisa sering bertemu dengan Mbak Hani. Daripada bertemu tapi kamu malah merasa tidak nyaman."

Aku tersenyum.

"O ya, apa yang akan kamu bicarakan padaku?" tanya Opik.

Aku menghela nafas panjang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status