Share

Laki-laki Pengecut

"Kenapa Mas nggak mau mengakuinya di depan Ibu? Apa Mas takut dicoret dari daftar warisan?" cecarku.

"Ngapain kamu sibuk ngomongin warisan? Kamu tidak berhak atas warisan dari kami." Ibu berkata dengan keras.

"Memang saya nggak berhak atas warisan itu, saya hanya ingin membuktikan kalau Ibu berani bertindak sesuai ucapan Ibu. Kenapa Mas Fahmi diam saja? Mana tangisan Mas waktu mengakui kalau Mas selingkuh? Kok nggak berani ngomong di depan Ibu? Takut sama Ibu, tapi dzolim dengan istri dan anak-anak. Memalukan sekali Mas!"

"Sudahlah Hanum, nggak usah bicara seperti itu lagi. Fahmi sedang sakit, nanti dia malah semakin parah," kata Ayah menengahi perdebatan kami.

"Ayah, beberapa hari Mas Fahmi nggak pulang, bersenang-senang dengan Mbak Hani. Giliran sakit, baru ingat pulang. Dan gara-gara Mas Fahmi tidak mengaku di depan Ibu, Ibu menuduh saya mengada-ada." Aku mencoba meminta dukungan dari Ayah mertua.

"Memang kamu itu mengada-ada, kok! Suami setia kayak gini kok dituduh selingkuh. Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status