Share

Sebuah Pengakuan

"Kenapa? Kami mau membela Hanum? Pikiranmu itu sudah diracuni oleh Hanum. Sudah Hanum, kamu pulang saja. Biar Ibu yang mengurus Fahmi. Tunggu saja surat perceraian kalian. Dan kamu siap-siap keluar dari rumah itu," kata Ibu dengan ketus.

"Ibu! Kok ngomong seperti itu?" tanyaku.

"Ibu sudah bosan punya menantu seperti kamu."

"Oh, begitu ya? Baik, Bu. Saya tunggu surat perceraian itu, tapi saya juga akan menyiapkan laporan perselingkuhan ke atasan Mas Fahmi. Karena saya punya buktinya. Jadi Mas Fahmi, bersiap-siap untuk dipecat dari PNS."

Aku segera mengambil tasku, dan bersiap untuk pulang. Wita menarik tanganku.

"Mbak, jangan mengambil keputusan dalam kondisi emosi. Nanti akan menyesal. Pikirkan baik-baik."

"Maaf, Wita. Semua karena Mas Fahmi tidak mau mengakui perselingkuhannya di depan Ibu. Mas Fahmi terlalu pengecut menjadi seorang laki-laki. Semoga saja Arya tidak seperti ayahnya."

"Diam semuanya," teriak Mas Fahmi.

Aku terkejut dan melihat ke arahnya. Ibu mendekati Mas Fahmi dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status