Share

Sumini dan dengki

Sumini mengelap keringat yang menetes didahinya. Hari ini begitu panas, sedang pekerjaanya disawah begitu berat.

Sumini tersenyum miris mengingat nasibnya kini. Dulu ketika kecil dia harus membantu sang ibu hampir setiap hari disawah, sehingga ketika dia melihat teman seumuran ya bermain muncul rasa iri dihati.

"Seandainya aku punya seorang bapak, bisakah aku seperti mereka? Bermain sesuka hati tanpa harus takut besok bisa makan atau tidak?"

Lalu dia bertekad, kalau kelak jangan sampai anaknya memiliki nasib seperti dirinya. Anaknya harus hidup nyaman dan berkecukupan. Maka dari itu, jika sudah saatnya, jangan sampai dia menikah dengan pria yang miskin juga hidupnya.

Dan pilihannya pun jatuh kepada Tukiman, keponakan pemilik perkebunan kopi terbesar di kota ini, namun suami orang. Biarlah pikirnya asal bisa menjamin kehidupannya, sungguh dia sudah lelah hidup susah.

Apalagi Tukiman adalah lelaki pertama yang mampu menggetarkan hatinya walau hanya dengan sekali tatap.

Namun coba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status