Share

Bab 153

Bab 153

Mata Adi tampak membulat dengan sempurna ketika ketakutannya kini telah berada tepat di depan matanya. "Apa? Demo?!"

Jika demo memang benar akan dilakukan maka tabiat buruknya pasti akan tercium oleh perusahaan.

Tentu saja dia tak mungkin diam saja. Bagaimanapun dia juga harus bergerak agar bisa membungkam mulut para tukang bangunan.

"Sialan! Emangnya kamu nggak berusaha bilang supaya mereka sabar?"

"Sudah, Pak! Tapi mereka tetap saja ngotot agar kita segera membayar tunggakan gaji."

Adi mengusap wajahnya dengan kasar. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Batinnya.

Dana dari perusahaan saat ini masih belum disetujui. Bahkan Yayuk sendiri juga bingung karena dia tak bisa melakukan apapun sebab proposal belum juga ditandatangani oleh Handi.

"Sialan! Kenapa jadi seperti ini? Padahal kemarin-kemarin juga masih lancar," desisnya.

Paling tidak dia harus mendapatkan uang sekitar 100 juta rupiah. Itu bukanlah nominal yang kecil. Mengingat isi rekeningnya kini bahkan hanya bersisa bela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status