Share

Part 46. Jantung Hatiku

Ratna sempat terdiam sebentar. Dia bingung mau menjawab apa. Jika diberi tahu kalau Bram mau ke rumah atau tidaknya, tentu punya konsekuensi masing-masing.

"Boleh tidak, Ma?" rengek Devina sembari memegang tangan kanan mamanya.

"Na, kata papa dia nanti emang mau ke sini. Jadi … kita tunggu aja, ya. Nggak usah ditelpon," ucap Ratna memilih untuk jujur.

"Mama serius?" Mata Devina tampak berbinar menatap perempuan yang melahirkannya itu.

"Iya, tadi papa ngirim pesan sama Mama. Katanya begitu mau ke sini lepas Magrib.

"Hmm …,"

Melihat Devina melirik ke atas, Ratna pun seolah peka akan tingkah anaknya. "Kenapa, Na?"

"Tapi ... Nana tetap boleh pinjam hape mama tidak?"

"Buat apa? Kan papa katanya mau ke sini. Kenapa ditelpon lagi?"

"Nana mau nitip makanan, Ma. Mumpung papa ke sini."

Tanpa mempertanyakan lebih lanjut, Ratna pun mengambil ponsel ke kamarnya dan menyerahkan pada Devina.

Jantung Bram berdebar hebat dengan senyum terkembang merekah di bibirnya. Dia terlihat bahagia saat tulisan J
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status