Share

131. Pohon Pisang

Sepanjang malam aku hanya diam tanpa niat untuk merasakan apa yang disentuh. Aku sama sekali tidak membalas sentuhannya, bahkan tubuhku bagai pohon pisang yang hanya terbujur kaku. Yahya masih terus menggauliku meski aku tidak merespon sentuhannya.

Ingin mengatakan stop, tetapi rasanya tidak berhak aku untuk itu. Dia suamiku, barhak atas tubuh dan menafkahiku. Namun, aku juga berhak menolak jika merasakan sakit, dan aku saat ini merasakan kesakitan atas derita dan dzolimnya. Kuhirup udara sebanyak mungkin agar setiap rongga dalam tubuhku terisi penuh.

Aku tidak peduli jika dikatakan sebagai wanita yang egois, tetapi ini sudah aku katakan saat awal pernikahan dulu. Juga beberapa bulan yang lalu saat dia ijin untuk poligami, dan inilah jawabanku hingga akhir hayat. Suamiku boleh saja nikah siri di belakangku dan membawa harta apa saja untuk istri mudanya, tetapi jangan salahkan sikapku jika menjadi dingin.

Dia yang memulai, maka dia pula yang harus akhiri semua jika inginkan suatu ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status