Share

132. Tamu Asing Muka Lama

Akhirnya dengan muka bantalnya, Zahra bangkit dan mengikutiku menuju ke depan mengantar abahnya yang akan pergi dakwah ke Papua selama kurang lebih dua bulan. Zahra pun memeluk abahnya sesaat lalu mengurai pelukannya dan berpindah padaku.

"Abah pergi dakwah dulu ya, Zahra. Jangan nakal bila tidak ada abah. Kasihan Umi!" pesan Yahya pada anaknya.

"Siap, Abah!" jawab Zahra.

Sementara padaku, lelaki itu hanya menatapku penuh harap. Namun, aku hanya menatapnya datar saja tanpa senyum. Melihatku yang tidak ada respon akhirnya dia pun segera melajukan kendaraannya meninggalkan halaman rumahku.

Setelah tidak kulihat lagi punggungnya, kuajak Zahra masuk ke dalam dan segera menyuruhnya untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Lalu aku pun masuk ke dalam kamar. Kubula almari pakaian yang biasa dipakai Yahya untuk menyimpan sebagian laba dari penjualan ayam bakar setiap harinya.

Aku terhenyak dan membekap mulutku kala kulihat dua ikat uang kertas berwarna merah lenyap beserta buku tabunhan warna or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status