Ian menenggelamkan dirinya dalam pelukan sofa kulitnya, tangannya membungkus sekaleng cola yang pernah ia dapatkan dari sistem. Ia menghela napas panjang matanya menatap kosong ke langit-langit, membiarkan pikirannya melayang ke kejadian di rumah sakit sebelumnya.Saat itu, Ian, yang ditawari untuk bergabung dengan Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural, hanya bisa menurunkan bahunya, kehilangan tenaga. “Apakah ada ruang untuk menolaknya?”“Tentu saja, itu tidak ada.” Kolonel Yudha tersenyum dengan sinis. “Namun, kamu bisa tenang, kamu hanya akan menjadi konsultan eksternal, yang hadir hanya ketika ada misi khusus yang membutuhkan keahlianmu.”“Baiklah, aku akan menerima tawaranmu.” Kata Ian dengan napas berat.Kolonel Yudha terus tersenyum, penuh makna, sambil mengambil sebuah kartu dari saku jasnya. Dalam kartu tersebut, terdapat foto dan identitas Ian sebagai Letnan II. “Ini kartu identitasmu. Jika ada misi, kami akan menghubungimu.”Melihat kartu Identitas itu, Ian merasa
[Anda menerima sebuah unit apartemen bertipe Penthouse di Apartemen One Icon, unit 01 lantai 58][Sertifikat Hak Milik atas apartemen tersebut telah disimpan dalam Inventori Sistem]“Dapat properti lagi? Dan kali ini sebuah Penthouse?” Ian tersenyum masam. “Sistem, apakah kamu berniat membuatku menjadi raja properti?”[Sebagai Sistem Kaya Tujuh Turunan, sudah sewajarnya Sistem memberikan banyak properti. Dibanding uang yang setiap tahunnya mengalami inflasi, investasi di bidang properti jauh lebih baik untuk anak cucu host di masa depan]Mendengar penjelasan Sistem, Ian mengangguk setuju. apa yang dikatakan Sistem sangat masuk akal. Nilai rupiah akan terus mengalami penurunan karena inflasi, namun nilai properti akan terus naik dari tahun ke tahun. Rumah bernilai 20 miliar hari ini, sepuluh tahun lagi bisa naik menjadi 50 atau 70 miliar. Inilah mengapa properti jauh lebih menguntungkan.Ian lalu mencoba mencari informasi mengenai penthouse yang ia dapat dari sistem. Berdasar informasi
Hari berdesir dengan kehidupan biasa. Kedai Ian, seperti magnet, menarik pelanggan yang terpikat kelezatan rasa masakannya. Meski ada sedikit protes karena hari sebelumnya kedai Si Tampan tutup tanpa pemberitahuan, tapi Ian tidak mempedulikannya. Matahari sore mulai meredup, menandakan kedatangan waktu yang ditunggu-tunggu.Jarum jam menunjuk 16.30, dan Ian dengan cepat menyelesaikan urusannya, menutup pintu kedai dengan hati-hati. Ian bersiap untuk bertemu dengan wanita yang diperkenalkan oleh Ibunya. Agar tidak membuat malu Ibunya, Ian sengaja mengendarai mobil Pagani Zonda HP Barchetta ke MoonBuck.Dengan tenang, Ian mengemudikan Pagani Zonda HP Barchetta-nya di jalanan kota Surabaya, membuatnua menjadi pusat perhatian di jalan raya. Komentar terdengar dari setiap sudut, dari pengendara lain hingga pejalan kaki, semuanya terpesona oleh kehadiran kendaraan yang langka dan berkilau itu. Ian, dengan senyum memikatnya, memilih untuk menikmati angin sore dengan atap mobil terbuka, memam
Seperti apa yang dikatakan Tika, ketika wanita akan memilih teman pria dengan prospek menikah ke depannya, mereka akan mengumpulkan informasi dan menyelidiki apakah teman pria itu memiliki gaji yang cukup, mobil, dan yang terpenting adalah rumah. Hanya saja, Tika sama sekali tidak memberikan Ian kesempatan untuk berbicara.Ian benar-benar tidak punya rumah di daerah perbatasan Surabaya, karena rumah yang Ian miliki berada di pusat kota Surabaya, tepatnya di perumahan Galaxy Lake Kluster Danau Angsa, satu-satunya kluster dengan nilai rumah paling mahal di Surabaya. Tidak hanya itu, Ian memiliki dua unit apartemen, dan juga rumah di Sutra Land Surabaya Barat.Ian juga tidak memiliki mobil Avanza atau Xenia, apalagi gaji, asuransi, dan tabungan deposito. Tapi Ian memiliki mobil sport langka Pagani Zonda HP Barchetta. Sebagai pemilik kedai viral, Ian tidak menerima gaji. Ia menerima seluruh keuntungan kedainya secara langsung. Meski tabungan Ian di bank hanya mencapai delapan miliar rupi
“Ra-ha-sia ..” Adel tersenyum manis.“Dia sangat tampan. Meskipun aku sangat menyukainya, aku tahu dia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Jika dia menyukaiku, aku tidak akan jomblo sampai sekarang,” lanjutnya.Tika semakin bersemangat saat mendengar itu. “Jika dia ingin merayu dan menjadikanmu kekasihnya, apa kamu akan menerimanya?”Adel tersipu. “Hahaha, itu tidak mungkin …”Dalam hati Adel, jika Ian menyatakan perasaannya padanya, Adel tidak akan ragu untuk menerimanya. Hanya saja, semua itu mungkin hanya akan terjadi dalam mimpinya saja.Tika mengangkat bahu dan berkata, “Bagaimana jika dia ingin kamu tidur dengannya?”Wajah Adel menjadi semakin merah. “Kalau begitu aku akan melahirkan seorang anak untuknya. Mungkin anak itu juga akan sangat tampan!”Tika tercengang, tak bisa berkata-kata dengan respon Adel. ‘Ugh, Adel benar-benar sudah tidak ada harapan, dia telah jatuh cinta terlalu dalam pada orang itu!’ batinnya.Meski begitu, Tika sangat iri pada temannya itu. Tika me
Ian mencoba mengingat-ingat identitas wanita tersebut. Ia merasa wajahnya sangat familiar dengan foto wanita yang diberikan Ibunya. Ian memandang gadis di depannya dan bertanya. “Tika?”“Ya, aku adalah Tika. Aku minta maaf tentang hari ini. Aku seharusnya tetap datang dan tidak nomor WA Chat-mu.” Tika meminta maaf dengan tulus pada Ian. Meski begitu, nada bicara Tika terdengar tinggi seolah-olah dirinya tidak merasa bersalah sama sekali.Ian tertawa mendengarnya. Ia tidak terlalu peduli dengan sikap Tika. “Tidak masalah. Aku tahu kamu pasti telah dipaksa oleh orang tuamu untuk hadir dalam kencan buta ini. Aku juga mengalami hal yang sama, jadi kita bisa melupakannya.”“Kamu benar-benar orang yang sangat baik. Aku jadi sedikit menyesal tidak datang dalam kencan buta hari ini.” Tika berjalan ke samping Adel dan memegangi lengannya sambil berkedip. “Lalu, apa pendapatmu tentang Adel?”“Tika, apa maksudmu?” Adel tersipu.Ian melihat Adel sesaat. Tak lama kemudian, Ian tersenyum hangat. “
Kedai Si Tampan bergema dengan suara gemuruh dan cekikikan puluhan pengunjung. Seperti serigala yang telah lama tidak makan, mereka menyantap makanan dengan lahap, suara garpu dan sendok beradu dengan piring menjadi latar belakang. Beberapa orang bahkan menambah pesanan, seolah piring kosong di depan mereka adalah petunjuk bahwa mereka masih membutuhkan lebih banyak.Di tengah keramaian itu, Ian, dengan keringat mengalir di keningnya, sibuk di dapur, mencampur bumbu dan membalikkan daging di atas api. Di antara hiruk pikuk pengunjung, seorang pria tua berdiri di meja konter, dengan rambut putih tipis yang hampir tidak ada dan wajah yang tampak ramah. Ia berdiri dengan sabar, menunggu Ian menyelesaikan tugasnya, tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.Melihat pria tua itu, Ian meletakkan spatula dan mengelap keringatnya sapu tangan yang ada di dekatnya. Dengan senyum ramah di wajahnya, ia bertanya, "Apa yang bisa saya pesan untuk kakek?"Tiba-tiba, suara dering notifikasi yang tak
Kakek Sugiono menatap Ian dengan senyum yang hangat dan penuh makna, "Seperti yang tertera di sistem, namaku Sugiono Saputra. Tapi, kamu bisa memanggilku Kakek Sugiono." Ian merasa ada yang aneh. Nama 'Kakek Sugiono' itu terdengar sangat familiar di telinganya, seperti melintas di pikirannya beberapa kali. 'Bukankah nama Kakek ini seperti nama panggilan aktor kakek-kakek tua dalam JAV?' pikirnya.Nama 'Kakek Sugiono', atau yang sering dijuluki 'Kakek Legend', adalah sebutan populer di Indonesia untuk Shigeo Tokuda, aktor JAV yang terkenal. Dia telah merajai dunia film untuk dewasa selama hampir dua dekade. Walau sudah pensiun, namun jejaknya masih melekat kuat di ingatan penikmat JAV. Ian, yang tumbuh dan besar di desa, tentu saja pernah mendengar dan melihat karya-karyanya. Film-film 'Kakek Legend' itu seolah menjadi bagian dari percakapan rahasia di kalangan siswa SMP dan SMA di Nganjuk.Ian memperhatikan Kakek Sugiono dengan wajah yang sedikit canggung. Dengan suara yang pelan, ia