Share

Bab 6

Vincen hanya bisa menggertakkan gigi selagi menatap Noel dalam diam. Kegigihan pria paruh baya itu dalam membela sang kakek membuat hati Vincen tergerak.

Hanya orang hebat yang bisa membuat bawahannya rela merendahkan dirinya sampai seperti ini.

Namun, apa hal itu bisa dalam sekejap menghapus dendam yang selama ini menumpuk dalam hati Vincen?

Terdiam untuk waktu yang cukup lama, akhirnya Vincen angkat bicara, "Berapa lama lagi waktu yang dia punya?”

Mendengar pertanyaan itu, Noel menjawab, “Tidak sampai satu tahun ….”

Ekspresi Vincen berubah pahit. “Aku mengerti.”

Kalimat itu membuat Noel mengangkat pandangannya dan menatap Vincen penuh harap. "Apa itu berarti Tuan Muda setuju untuk kembali!?”

“Tidak,” jawab Vincen membuat Noel menautkan alis, bingung. Pria itu kemudian memegang pundak Noel, mengisyaratkan dirinya agar berdiri. "Akan tetapi … aku tertarik untuk mengenali bisnis keluarga Clark dengan lebih dalam."

Mendengar ucapan Vincen, mata Noel langsung bersinar. Sifat Vincen begitu mirip dengan Pak Tua Clark saat muda, membuatnya paham kalau sebenarnya Vincen sudah mulai menerima keluarga Clark!

“Aku mengerti, Tuan Muda!” ucap Noel, bersiap untuk pergi agar tidak lagi mengganggu tuan

mudanya. Namun, kemudian dia tampak bingung. "Akan tetapi … Tuan muda, jika Anda tidak pulang ... Anda akan tinggal di mana?" tanya Noel dengan penasaran.

Senyum muncul di wajah Vincen, matanya melirik Noel sejenak sebelum akhirnya dia mengeluarkan sebuah kunci, kunci apartemen yang diberikan si wanita asing.

“Seseorang yang sepertinya kukenal di masa lalu memberikanku bantuan, jadi aku akan dengan senang hati menerimanya.”

Noel yang melihat nomor di kunci apartemen Vincen langsung terbelalak. Itu jelas kamar apartemen milik Nona Veronica Sanchez!

Bagaimana bisa tuan muda bisa memiliki hubungan dengan wanita sepenting itu!?

Namun, tidak ingin ikut campur terlalu jauh, Noel hanya membungkuk dan berkata, “saya mengerti, Tuan Muda.” Dia menegapkan tubuh. “Demikian, mulai besok saya akan menyiapkan segalanya," ujar Noel dengan mantap.

Vincen tersenyum, menepuk pelan bahu Noel, lalu melangkah ke apartemen Veronica tanpa ragu.

Sembari memerhatikan kepergian Vincen, Noel langsung masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya dan menghubungi seseorang dengan senyum cerah di bibirnya. “Sebastian, kabarkan pada Tuan Besar bahwa Tuan Muda sudah setuju!”

***

Di kediaman keluarga Clark berada, terlihat Sebastian menghampiri Pak Tua Clark dengan tergesa-gesa.

"Tuan besar, ada kabar baik. Tuan Muda besok akan berangkat ke perusahaan!" serunya bersemangat.

“Kamu bilang apa?!” tanyanya, tampak Pak Tua Clark memasang wajah bersinar saat mendengar berita dari Sebastian, salah satu bawahan setianya selain Noel.

“Vincen bersedia mengenal perusahaan?” ulang Pak Tua Clark dengan senyum lebar. “Ha ha! Ini kabar bagus!”

Sebastian tersenyum. Dia baru saja mengabarkan berita dari Noel kepada Pak Tua Clark, tepat ketika Veronica baru saja pulang.

Sebastian menghela napas, bersyukur dirinya dan Noel nekat melawan perintah Pak Tua Clark untuk tidak membocorkan kebenarannya dari Vincen. Sudah sekian lama semenjak Pak Tua Clark terlihat begitu bahagia.

“Apa yang kamu tunggu, Sebastian!? Cepat siapkan apa yang dia mau, adakan rapat darurat. Aku ingin melihat apa yang bisa dia lakukan dan sejauh mana dia bisa melangkah ke depan!" seru Pak Tua Clark dengan semangat.

Walau masih cukup kesal Vincen tidak kembali ke kediaman, tapi Pak Tua Clark senang juga melihat cucunya bersedia mengenal bisnis keluarga Clark. Ini adalah langkah pertama yang sempurna, dan Pak Tua Clark yakin di kemudian hari Vincen akan sepenuhnya menerima jati dirinya.

Dengan segera, Sebastian menghubungi sekretaris Pak Tua Clark untuk mempersiapkan penyambutan Vincen di Central Clark Capital esok hari – perusahaan induk yang menjadi kebanggaan keluarga Clark.

Sementara itu, seakan bisa merasakan ada yang membicarakan dirinya, Vincen yang telah masuk ke apartemen milik Veronica merasa telinganya panas.

‘Ada yang membicarakan ku …’ batinnya. ‘Mungkin pria tua itu sudah menerima kabar …’ tebak Vincen sembari mendengus tipis.

Melihat sekeliling, apartemen yang disediakan oleh Veronica ini termasuk sangat bagus. Nyaman dan cukup untuk satu orang seperti Vincen.

Menurunkan tas di bahunya ke atas meja, tanpa sengaja foto pernikahan Lidia dengannya jatuh ke lantai. Hal tersebut membuat ekspresi Vincen berubah pahit.

Vincen meraih foto tersebut, lalu duduk di tepi ranjang seraya memandangnya kecewa.

"Aku kira kau wanita yang berbeda, tapi ternyata aku salah ...," ucapnya sambil menghela nafas. Ada rasa menyesal di nadanya, "Berkatmu aku sadar, cinta hanya akan membuatku bodoh."

Foto pernikahan itu dilemparkan begitu saja ke pojok ruangan. Kesedihan mengiris hatinya, namun Vincen tahu dirinya tak boleh larut dalam duka.

Kakeknya pernah mengingatkannya, hidup di jaman sekarang tanpa kemampuan finansial hanya akan membuatnya terluka.

Dan pria itu benar.

Mata Vincen terbuka, memancarkan kilat berbahaya dan aura dominan yang kuat. Dengan tangan kuat, dan juga yang membara di hati, dia mengucap sebuah sumpah. "Lidia, kau akan melihat siapa diriku yang sebenarnya!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status