Share

Bab 5

Suara decit roda mobil yang berhenti di pinggir jalan terdengar. Tampak Vincen baru saja sampai di alamat yang diberikan oleh wanita asing di rumah kontrakannya tadi.

Melihat gedung yang sekarang berada di sebelahnya itu, Vincen menautkan alis. "Apartemen Diamond?" ucapnya bertanya-tanya.

Ini adalah apartemen tempat dirinya pernah tinggal dulu semasa orang tuanya masih hidup.

Kenapa wanita itu tahu tempat dirinya dulu–

“Ugh ….”

Kepala Vincen mendadak terasa sakit. Sejumlah potongan samar muncul silih berganti dengan cepat dalam benaknya. Seorang gadis, darah, dan juga sebuah janji. Tiga hal itu saja yang Vincen tangkap sebelum semuanya menghilang.

“Apa itu tadi?” batin Vincen bertanya-tanya. Dia merasa ada suatu hal yang dia lupakan, dan betapa pun dia berusaha mengingat, dia tidak bisa ingat!

Frustrasi, Vincen menggelengkan kepalanya. Dia menatap kunci yang diberikan sang wanita dan yakin itu adalah kunci apartemen tersebut.

“Apa maksudnya memberikanku ini semua?” ucap Vincen sambil menghela napas, menyesal karena tidak sempat menolak sang wanita itu tadi. Dirinya sudah pusing dengan segala musibah yang menimpa, dan Vincen tidak ingin dipusingkan oleh masalah lain!

Akhirnya, Vincen pun keluar dari mobil. Dia memutuskan akan meninggalkan mobil itu ke satpam, berharap wanita itu akan datang dan mengambil kembali benda ini. Kalau tidak, bukan urusan Vincen, wanita itu yang memilih meninggalkan mobil dan kunci ini kepadanya.

Namun, baru saja keluar mobil, sebuah teriakan menghentikan langkah Vincen.

"Tuan muda Clark, tunggu!"

Vincen reflek menoleh ke belakang, lalu melihat sesosok pria berjas rapi yang menghampirinya dengan terburu-buru.

"Paman Noel?" gumam Vincen saat berhasil mengenali wajah pria tersebut.

Noel Gallagher adalah satu dari dua pelayan terpercaya Pak Tua Clark yang sedari dulu terus menghantui Vincen untuk kembali ke keluarga Clark.

“Apa yang Paman Noel inginkan?” tanya Vincen dengan nada tidak ramah, sudah lelah dikejar oleh orang-orang keluarga Clark. “Kalau Paman ingin membujukku kembali ke keluarga Clark, maka sebaiknya Paman–”

"Baca ini, Tuan muda...," ucap Noel, memotong kalimat Vincen seraya mengeluarkan sebuah amplop putih dari balik jasnya dan memberikannya pada Vincen dengan tangan gemetar.

"Apa ini?" tanya Vincen sambil memegang amplop tersebut, mencoba memahami situasi.

"Sebenarnya saya tidak diperbolehkan memperlihatkan ini pada Anda, tapi ..." Noel tampak ragu, tapi dia mengeraskan tekad dan berkata, “saya rasa Tuan Muda berhak tahu.”

Vincen mengerutkan kening, kecurigaan menggelayut. Saat membalik amplop itu, ia melihat logo sebuah rumah sakit dan alisnya pun tertaut.

Dengan cepat, Vincen membuka amplop tersebut dan membaca isinya. Saat isi dari surat tersebut ia baca, wajah Vincen berubah terkejut dan tangannya bergetar.

“Ini … apa ini?” Vincen menatap Noel. “Ini pasti kebohongan! Kalian mencoba menipuku agar membuatku mengalah kepada pak tua itu, bukan!?” ucapnya marah.

Namun, Noel menggelengkan kepala dengan wajah tak berdaya. "Tuan muda, kumohon dengarkan saya. Tuan Besar tidak pernah bersedia mengakuinya, jadi saya yang akan dengan lancang mengatakannya.” Noel mengepalkan tangannya, lalu mulai menjelaskan, “Saya tahu Tuan Muda sangat marah kepada Tuan Besar karena menganggapnya tidak memberikan bantuan di kala orang tua Anda memerlukan. Akan tetapi, sebenarnya ada salah paham di sini ….”

“Salah paham?” ulang Vincen.

Noel mengangguk. “Sebenarnya … Tuan Besar tidak pernah mengetahui apa pun perihal permintaan bantuan dari ayah Tuan Muda.”

Ucapan Noel membuat Vincen terbelalak. “Apa?”

“Itu benar. Ada seseorang yang berusaha memperburuk hubungan Tuan Besar dengan ayah Tuan Muda. Dan sampai sekarang, Tuan Besar masih menyesali ketidakmampuannya untuk menemukan putranya sebelum semua terlambat dan menanggung rasa bersalah itu sendiri!” ujar Noel.

Vincen mematung di tempatnya. Jadi, maksud Noel … kebencian Vincen terhadap Pak Tua Clark …

adalah sebuah kesalahan? Begitu?!

Tidak, tidak mungkin sesederhana itu!

Vincen memasang wajah gelap. "Kalau memang seperti itu, kenapa pria tua itu tidak pernah

mengatakannya dari awal!?”

Noel menghela napas kasar, lalu menjawab dengan wajah tidak berdaya. "Walau tidak pernah sedekat itu, tapi saya yakin Tuan Muda tahu sifat Tuan Besar seperti apa.” Dia menatap Vincen lurus. “Ego dan harga dirinya begitu tinggi hingga dia tidak mau mengakui bahwa … dia tidak berhasil menemukan putranya di waktu sampai akhirnya semua terlambat.”

Tubuh Vincen terasa membeku, benaknya berputar. Memang benar, tak perlu dekat dengan Pak Tua Clark untuk tahu sifatnya yang begitu keras kepala dan memiliki ego tinggi. Demikian, penjelasan Noel sangatlah masuk akal!

Tangan Vincen mengepal. Tubuhnya bergetar. “Apa kamu berpikir mengatakan ini akan membuatku kembali ke keluarga Clark? Aku tidak–”

BRUK!

Noel langsung ambruk berlutut di hadapan Vincen dengan kepala tertunduk. "Tuan muda, tolong kembalilah! Waktu Tuan besar bisa jadi tidak lagi lama, dan hanya Anda satu-satunya keluarga yang masih ada untuk tuan besar dan diinginkan beliau untuk meneruskan keluarga Clark!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status