Share

Bab 425

Alya merasa tak berdaya.

Selalu seperti ini. Saat dia tidak menginginkan apa yang diberikannya, Irfan akan mundur dan memberikannya pada Maya.

Sementara Maya ....

Maya mengedipkan kedua mata besarnya. Tanpa adanya tekanan batin, dia menerima kunci-kunci itu. Kemudian dia berjinjit dan mencium pipi Irfan.

"Terima kasih, Paman."

Alya menatap putrinya, ekspresi di wajahnya seolah-olah menunjukkan bahwa dia sudah menebaknya.

Karakter Maya dapat dikatakan sangat berbeda dengan Satya. Anak ini menerima niat baik orang lain dan memiliki teori kecilnya sendiri.

Sebelumnya, saat Alya mengajarinya untuk tidak selalu menerima barang dari Irfan secara cuma-cuma, Maya mendongak dengan wajah kecilnya dan berkata, "Tapi Mama, Maya nggak menerima barang dari Paman Irfan secara cuma-cuma."

"Maksudmu?"

"Setiap kali Paman Irfan datang, dia selalu memeluk Maya, menggosok wajah Maya, juga memfoto Maya. Maya juga bekerja."

Alya tak bisa berkata-kata.

Oke. Ternyata di usia mudanya, anak ini sudah memiliki op
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status