Share

32. Hanya Penasaran

Nadisa masih tidak habis pikir. Pagi ini, akhirnya ia kembali berada dalam mobil mewah yang sangat melekat di ingatannya. Pun, kini Nadisa sedang bersama seseorang yang bahkan ia rutuki keberadaanya.

Jevano Putra Hartono.

Kalau saja Mama Ayu tidak memerintahkan Nadisa untuk ikut serta dengan Jevano, jelas saja Nadisa tidak akan sudi berada di sana.

"Mau beli kopi?" tawar Jevano yang sedang sibuk mengendarai mobilnya. Dirinya tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya untuk bersama Nadisa lebih lama.

Nadisa memutar bola matanya malas. "Nggak."

"Kenapa? Kita masih ada waktu. Kamu tidak perlu takut terlambat, Nadisa."

"Alergi," sahut Nadisa singkat.

Jevano mengernyit bingung. Lelaki itu melirik singkat pada Nadisa. "Alergi? Bukankah kamu sering minum kopi?"

"Aku bilang alergi ya alergi!" seru Nadisa dengan kesal.

Tidak, Jevano tidaklah salah.

Nadisa memang tidak memiliki alergi terhadap kopi. Dahulu, ia bahkan berdamai dengan Jeffrey setelah menerima makanan beserta kopi darinya. Ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status