Share

RASA PENASARAN

“Kenapa Dewanti sekarang jadi sering datang ke kantor, ya? Sebelumnya nggak pernah seperti ini perasaan,” batin Namira di dalam ruang kerjanya. “Ah mungkin ada perlu, atau jangan-jangan akan ada bisnis yang mereka bangun bersama?” pertanyaan itu terus timbul dalam hati Namira. Namira tidak mau mengucapkan dengan gamblang meski di ruangannya sendiri. Sebab, ia takut akan ada telinga yang nantinya menjadi mulut untuk menyampaikan ucapannya kepada orang lain. Tangannya sibuk dengan huruf-huruf yang terpasang di keyboard laptop, namun, pikirannya melalang buana. Fokusnya terbagi oleh banyak hal. Perasaan pribadinya yang tak kunjung sembuh, tentang pekerjaan, dan pastinya perihal Dewanti yang kini sering datang ke kantor bertemu dengan Dewangga.

“Ra!” panggil Ailin setelah ia membuka pintu ruang kerja Dewanti. “Ailin, ada apa?” tanya Namira yang tadinya mau marah karena Ailin tidak mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. “Ngelamun saja gue liat,” celetuknya sembari melanjutkan masuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status