Share

Ancaman Ibu pada Bi Ikah

"Entahlah, Bi. Aku sebenarnya sangat benci dibohongi. Ia sudah tak jujur padaku selama ini. Aku sempat berpikir untuk menggugat cerai. Tapi kalau aku gugat sekarang, mungkin aku tak dapat apa-apa. Sekarang, aku ikuti saja takdir yang sudah diberikan padaku, kita lihat saja pernikahan Kang Ikbal dengan Susi seperti apa, karena aku sudah menemukan celahnya Susi, Bi," ujarku.

Bi Ikah mengerutkan keningnya.

"Maksudmu? Susi punya sebuah rahasia?"

Aku mengangguk. Bi Ikah penasaran dengan rahasia Susi.

"Nanti saja, aku tak akan membuka sekarang. Aku harus mencari banyak bukti. Kang Ikbal akan tau nanti siapa Susi sebenarnya," ucapku yakin. Aku sudah seyakin itu. Bi Ikah mengerti dan tidak bertanya lagi.

"Diminum dong, Ma. Biar kamu cepat sehat," katanya.

"Makasih ya, Bi."

"Sama-sama."

***

Malam-malam, setelah selesai makan, Bi Ikah menerima telepon. Wajahnya nampak serius saat menerima telepon.

Bi Ikah membesarkan suara lawan bicaranya agar kami bisa sama-sama mendengarkan. Memang benar, it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status