Share

Oh, Ketahuan!

“Mau ngapain kamu, Dung?”

Dudung terperanjat kaget. Langkahnya terhenti seketika. Dia pun berbalik badan dengan hati-hati, dan mendapati sosok bapak mertuanya dengan jaket tebal. Sepertinya dia akan pergi untuk kasak kusuk dengan tim pemenangannya. Memang begitu kegiatan Mahardika akhir-akhir ini.

“Mau ngerokok di belakang, Pak. Lagi enggak bisa tidur. Mikirin besok mau kuliah lagi.”

Mahardika tergelak sekejap. “Terus ini mau ngerokok lagi sama si Wahyu?”

Dudung mengangguk sopan. “Iya, Pak. Cuma sebentar.”

“Kamu itu jangan terlalu bergaul akrab sama pembantu, kastamu sekarang beda, Dung. Kamu menantuku, hati-hati bergaul sama mereka.”

“Ta-tapi, Pak … mohon maaf, kata Bapak kita akan menampilkan welas asih* kepada wong cilik.”

Mahardika tertawa menggelegar. “Dudung, Dudung … dasar hatimu polos dan baik ya! Peran itu ditampilkan di muka publik saja, bukan dihayati sepanjang hari. Eh, tapi … bagus juga idemu itu, nanti aku akan bilang sama tim, kayaknya ini bisa dijadikan iklan kampanye.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status