Hari itu Nares melahirkan bayi kembar, bayi laki - laki yang begitu tampan. Hanya saja kelahiran bayi kembar itu tak begitu ia harapkan. Bagaimana tidak jika sang suami, Megan, tak pernah mengizinkan kedua putranya untuk hidup berdampingan. Karena di dalam keluarga Megan hanya boleh memiliki seorang pewaris sebagai penerus De Aluna Company. Karena sikap keras kepala Megan itu, Nares terpaksa kehilangan salah satu bayinya. Bayi itu diadopsi tanpa seorangpun tahu, bahkan hingga kematian Nares, ia tak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan salah satu putranya itu. Seiring berjalannya waktu, kedua bayi kembar itu pun tumbuh dewasa. Tubuh yang sempurna serta wajah tampan menjadi ciri yang melekat di dalam diri mereka. Hanya saja keduanya memiliki takdir yang berbeda. Thanos sang pewaris De Aluna, perusahaan besar yang begitu dikenal dunia dengan sikapnya yang keras, serta Ansel saudara kembar Thanos yang mengelola sebuah kedai kopi di Playa De La Malvarrosa, Valencia. Mungkinkah takdir mempertemukan mereka kembali beserta rahasia yang selama ini ingin Megan kubur dalam - dalam itu?
View More"Dia belum kembali?" Thanos menatap ke dalam ruang kerja Athena, meja wanita itu terlihat kosong. "Ya, Tuan Thanos. Athena mengajukan cuti untuk beberapa hari. Apakah anda ingin saya memanggilnya?" Tanya Jane yang merasa hal ini tak biasa. Thanos bukanlah tipe atasan yang akan menemui bawahannya seperti ini. "Tidak, aku hanya ingin memastikan apakah dia sudah kembali. Dan kau..." "Ya?""Maksudku, apakah kau tahu sesuatu tentang Athena?" Thanos terlihat gugup saat mengatakan itu, membuat Jane menautkan alisnya. "Tentang apa, Tuan? Apakah Athena melakukan kesalahan?" Jane menatap Thanos, rasa penasaran wanita itu terlihat begitu jelas. "Bukan itu. Tapi..." Thanos berhenti, ditatapnya Jane sesaat. "Tidak, bukan apa-apa." Lelaki itu melangkah ke luar begitu saja, meninggalkan Jane yang masih menatapnya bingung. "Ada apa dengannya? Athena pasti melakukan sesuatu sampai Thanos turun tangan sendiri mencarinya. Oh, ternyata aku tidak tahu apa-apa di sini. Wanita itu diam-diam menyembun
"Maafkan sikap Ciara, Athena. Aku tidak menduga dia akan seperti itu. Biasanya dia bersikap manis, kuharap kau tidak membencinya." Ansel mengatakan itu dengan menyesal.Athena menggeleng sembari tersenyum kecil, "Aku tidak masalah dengan itu, jangan khawatir. Mungkin dia tidak terbiasa dengan tamu wanita di rumah. Lagipula ini memang terkesan aneh. Kita baru saja saling mengenal dan kau mengundangku untuk makan siang di sana. Seharusnya aku lebih tahu diri. Aku minta maaf, Ansel.""Tidak, jangan begitu. Ciara...entahlah apa yang ada di dalam kepalanya sampai ia mengatakan hal seperti itu. Tapi sebenarnya dia gadis yang menyenangkan, Athena. Aku benar-benar tidak enak hati karena ini. Kuharap kau tidak keberatan untuk makan siang denganku lagi." Ansel menatap Athena dan wanita itu cukup terkejut dengan tawaran Ansel. makan siang dengannya lagi? "Kau mau, kan?" kata Ansel lagi. "Ehm, itu...""Katakan saja di mana kau tinggal, aku yang akan mengunjungimu. Itu kalau kau tidak keberatan.
"Aku senang kau kembali, Athena. Bagaimana apakah mereka masih bersikeras?" Ansel bertanya saat ia menemui Athena di kedai kopi miliknya itu. Lelaki itu tersenyum lembut, tatapan matanya begitu teduh dan hangat. Cukup lama Athena menatap Ansel, wanita itu terlihat mengamati dengan begitu jeli. Ansel melambaikan tangannya di depan wajah Athena, membuat wanita itu berkedip. "Oh, ya. Aku belum tahu soal itu," kata Athena terkejut."Oh, aku kira kau membawa kabar baik, Athena. Sejujurnya aku juga cemas memikirkan tentang itu." Ansel menatap ke luar kedainya, di mana dari sana terlihat beberapa kedai yang menjual aneka makanan khas. "Aku mencemaskan mereka, Athena. Tidak mudah untuk memulai semua itu.""Aku tahu, sebenarnya aku juga sudah berusaha, namun belum ada jawaban." Athena kembali menatap Ansel, sepertinya ia mulai yakin kalau mereka orang yang berbeda. Thanos tak akan bicara selembut itu, apalagi sampai memikirkan nasib orang lain."Ansel, apakah kau memiliki saudara kembar?"Pe
"Aku akan pergi ke sana, Cal. Apakah kau mau ikut denganku?" Athena menawarkan saat ia berpapasan dengan Cal di koridor gedung."Maksudmu ke Malvarossa?" Tegas Cal dengan alis menyatu."Ya, aku ingin mencobanya lagi.""Athena, kenapa kau tidak menyerah saja?"Athena menatap CaL heran, kalimat itu terdengar aneh di telinganya. "Menyerah? Kau benar - benar ingin agar aku tidak terlibat dengan proyek itu?"Kali ini Cal mengangguk tegas, "Ya, aku tidak ingin kau bergabung dengan timku. Proyek ini tidak cocok denganmu, Athena. Kau harus berhadapan dengan orang - orang keras kepala di luar sana. Sedangkan kau adalah wanita dengan kelembutan."Athena tertawa kecil, "Aku bukan wanita seperti itu, Cal. Dan aku terbiasa menghadapi orang - orang seperti itu.""Athena, aku tidak sedang memberimu pilihan." Cal menatap lurus ke arah Athena. Mata yang biasanya menatap lembut dirinya, kini berubah tajam dan Athena cukup terkejut dengan perubahan sikap lelaki itu."Kenapa? Apakah ada alasan sehingga a
Thanos menatap Athena dengan alis terangkat, wanita itu sudah berada di hadapannya tanpa dipanggil sekalipun. Bibir lelaki itu tersenyum tipis, dan bola matanya terlihat mengikuti lekuk tubuh Athena yang ramping."Kau datang menemuiku, Athena? Tak seperti biasanya." Ucap Thanos. "Apakah Anda memiliki waktu, Tuan? Ada hal yang ingin saya sampaikan." "Duduklah, aku memiliki banyak waktu untukmu." Athena mendekat, meskipun ada rasa canggung tapi ia harus mengatakan ini kepada Thanos. "Saya bertemu dengan pemilik kedai kopi di Malvarossa." Athena menatap Thanos, ingin tahu reaksi lelaki itu.Thanos menautkan alisnya, "Lalu? Bukankah Cal juga bertemu dengan pemiliknya?""Apa? Cal bertemu dengannya?" Athena terkejut."Ada apa ini? Aku hanya berpikir begitu, tapi kau terkejut dengan hal sepele seperti ini. Cal pergi ke sana untuk bertemu dengan para pemilik lahan, bukan?" Thanos meluruskan kalimatnya itu."Oh, saya pikir Cal sudah bertemu dengan pemiliknya langsung. Tapi, apakah Anda sen
Megan menggebrak meja di hadapannya, lelaki itu terlihat marah ketika Cal datang dengan tangan hampa. Sesuatu yang ia harapkan sejak lama, sampai saat ini belum terjadi juga. "Memangnya apa yang kau dan Thanos lakukan, heh? Membebaskan tanah saja tidak bisa. Haruskah aku turun tangan sendiri, Cal?"Cal menunduk, lelaki itu bahkan tak berani menatap Megan. "Memangnya apa yang terjadi, Cal?" Megan merendahkan suaranya berusaha untuk tenang."Mereka tidak berniat menjual lahannya, meskipun kita sudah memberikan harga yang pantas." Jawab Cal."Mereka bersikeras?""Ya, Tuan. Tempat itu memang sangat indah dan selalu ramai dengan wisatawan, itulah mengapa orang - orang di sana memilih untuk bertahan. Saya sendiri tidak tahu lagi bagaimana cara untuk membuat mereka mau melepaskan tanahnya.""Baiklah, bagaimana kalau kita naikkan menjadi dua kali lipat?""Apa?" Cal terkejut saat mendengar itu dari Megan. "Tapi, bagaimana dengan Thanos? Uang sebanyak itu akan mengurangi anggaran perusahaan te
"Hai, Carol? Oh, dia suamimu?" Wanita berparas elegan itu menatap Wilson, tatapannya terlihat tak menyenangkan."Ya, ini Wilson, suamiku." Kata Carol yang tak menduga akan bertemu rekan kerjanya di restoran ini."Oh, jadi dia lelaki yang pernah menceraikanmu itu dan kalian rujuk kembali. Aku tak menyangka kau bisa rujuk lagi setelah apa yang terjadi." Wanita itu tersenyum sinis, kembali menatap Wilson yang duduk di depan Carol. Wilson seketika meletakkan garpunya, selera makannya hilang begitu saja. Lelaki itu berdiri, tepat di depan wanita tersebut."Wilson, jangan dengarkan dia," kata Carol yang memilih untuk mendekati suaminya itu dan memegang lengannya."Tidak, Carol. Dia begitu merendahkan aku. Memangnya apa urusanmu? Kita bahkan tak pernah saling mengenal." Wilson mengatakan itu sambil menatap dengan penuh kemarahan. Wanita itu tersenyum kecil, ia tak membalas tatapan Wilson sama sekali."Carol, aku harus pergi. Temanku sudah menunggu di sana. Sampai jumpa di kantor, oke?" Setel
"Kau sudah pulang, Wilson? Bagaimana pekerjaanmu, pasti sangat melelahkan, bukan? Kau pasti lapar, aku sudah memesan tempat di sebuah restoran yang bagus. Mereka akan memasak hidangan yang kupesan dengan cepat. Bagaimana kalau kau mandi lebih dulu?" Carol mengeluarkan semua kalimatnya begitu melihat Wilson di muka pintu. Wanita itu tersenyum, menatap suaminya dengan lembut. "Baiklah, aku akan bersiap-siap lalu kita berangkat." Kata Wilson yang lantas masuk dan melewati Carol tanpa memeluknya sama sekali. "Wilson." Carol memanggil, membuat lelaki itu kembali menoleh."Ya?""Kau tidak rindu padaku?" Pertanyaan itu membuat Wilson terhenyak. Ia menatap Carol lebih lama. Tanpa Wilson sadari, Carol berdandan lebih cantik dari biasanya. Wanita itu merias wajah dan menata rambut tak seperti biasanya. Ia juga memakai gaun satin maroon yang membalut tubuh rampingnya itu. Wilson kini berjalan mendekati Carol, dan mengecup pipi istrinya itu. "Kau cantik sekali malam ini, Carol. Maafkan aku kar
"Apa katamu! Kau ingin memberikan dia padaku?"Suara wanita di seberang telepon terdengar. Ia terlihat marah dengan ucapan Wilson. "Bukan memberikan, hanya untuk sementara sampai Reya melahirkan bayinya. Setelah itu aku akan membawanya lagi. Aku mohon padamu, Ibu." Pinta Wilson kepada wanita yang telah melahirkan Reya. "Kenapa? Kau tidak sanggup merawat putriku sampai ia melahirkan? Haruskah aku menerima dia yang sudah melukai hati ibunya dengan menjadi simpanan lelaki, hah?! Kau ini tidak tahu malu, Wilson! Aku tidak pernah mengakui dia sebagai putriku lagi semenjak memilih untuk hidup di jalan yang salah!""Aku minta maaf, Ibu. Tapi hubungan anak dan ibunya tidak akan terputus sampai mati. Reya, aku sangat mencintai dia. Dan, semua itu salahku." Kata Wilson. "Menjijikkan! Kau membawa putriku, menjadikannya simpanan dan sekarang kau membuatnya mengandung. Masih berani kau minta maaf padaku! Wilson, aku tidak akan pernah menerima Reya kembali selama dia masih bersamamu!""Bu, aku mo
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.