Share

Bab 16

Rafael jarang tersenyum, ekspresinya selalu dingin sampai membuat orang-orang tidak berani mendekatinya. Tidak ada yang tahu betapa menawannya pria ini ketika dia tersenyum.

Jika di dunia ini ada iblis, mungkin iblis itu adalah Rafael.

Berbahaya, tetapi terus-menerus memikat orang.

Karina yang lebih mementingkan perilaku daripada wajah berdebar-debar ketika melihat Rafael yang tersenyum. Dia merasa wajahnya seketika semakin terasa panas dan dia kesulitan untuk bernapas.

"Bantu aku," perintah Rafael seperti seorang kaisar.

Karina seperti kehilangan kendali diri dan mulai menuruti perkataan Rafael. Dia hanya menunduk, sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Dia menuntun Rafael, mengantar Rafael ke kamar tidur.

Rafael mengeluarkan sebuah botol kaca yang masih tersegel dari tas kerja yang sekalian dibawa masuk olehnya. Di dalam botol kaca itu terdapat banyak kapsul bening. "Tuangkan segelas air untukku," perintahnya.

Rafael sepenuhnya memperlakukan Karina seperti seorang pelayan. Dengan berjingkat, Karina turun ke bawah untuk mengambil air. Ketika dia secara tidak sengaja melihat dokumen di atas meja, dia pun teringat tujuan dia datang ke sini.

'Apa yang kulakukan? Kenapa aku malah menuruti perintah pria berengsek itu?'

'Pria itu pasti seorang penyihir jahat!'

Karina hendak membawa dokumennya dan langsung pergi saja. Namun, teringat dengan ekspresi kesakitan Rafael tadi, hati nuraninya tidak tega dan dia memutuskan untuk mengantarkan air minum dulu kepada Rafael.

Ke depannya, setiap kali Karina mengingat keputusannya hari ini, dia pasti ingin menampar dirinya sendiri. Jika bukan karena keputusannya ini, dia tidak akan mengalami hal-hal yang akan terjadi ke depannya. Namun, Karina yang saat ini masih belum mengetahui semua itu.

Karina kembali ke lantai atas sambil membawakan air. Begitu tiba di depan pintu kamar, pemandangan di dalam kamar langsung membuatnya membeku di tempat.

Kancing kemeja Rafael sudah terbuka semua, memperlihatkan sebagian besar otot dadanya yang menarik perhatian.

Wajah Karina dalam sekejap menjadi sangat merah. Dia segera memunggungi Rafael dan tergagap, "Ka ... kamu, apa yang kamu lakukan?"

Rafael mengenakan pakaian bersih dan menjawab dengan malas, "Ganti baju."

"Kenapa tiba-tiba ganti baju?" gerutu Karina, dia merasa orang kaya sangatlah aneh.

Rafael melirik Karina yang masih berdiri di depan pintu. Melihat daun telinga Karina begitu merah, Rafael pun tersenyum. 'Seorang kupu-kupu malam tersipu malu ketika melihat seorang pria ganti pakaian, sungguh langka."

Dia berjalan secara perlahan ke arah Karina yang masih memunggunginya, lalu menarik Karina masuk.

Karena ditarik secara tiba-tiba, Karina kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke pelukan Rafael. Begitu napas Rafael mengenai bahunya, bulu kuduk Karina langsung berdiri. "Bu ... bukannya kamu ingin minum air?" ujarnya dengan tergagap.

Rafael tidak menjawab, tetapi langsung menyeret Karina ke tempat tidurnya.

Karina terkejut, ketakutan akan kejadian hari itu kembali menghantuinya. Dia ingin bangun, tetapi ditahan oleh Rafael. Sebelum Karina dapat melawan lagi, Rafael langsung memerintahnya, "Minum air ini, tapi jangan menelannya."

"Aku nggak haus ...." Karina memandang Rafael dengan gugup, dia takut Rafael akan menerkamnya.

"Lakukan apa yang kusuruh."

Karina terdiam.

Pada akhirnya, Karina meneguk air itu dan menahannya di mulut. Dia takut Rafael akan melakukan hal-hal impulsif jika dia tidak patuh. Saat Karina masih bingung mengapa Rafael menyuruhnya melakukan ini, sebuah sentuhan lembut di bibirnya yang mendadak seketika membuat pikirannya menjadi kosong.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status