Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner

Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner

Oleh:  Pohon Camellia  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 Peringkat
100Bab
3.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah cinta satu malam itu, kata pertama yang diucapkan Rafael kepada Karina setelah bangun adalah "Keluar." Siapa yang sangka ketika mereka bertemu kembali, Rafael dengan tidak tahu malunya ingin memanfaatkan Karina, meminta Karina menjadi teman tidur pribadinya. Rafael adalah seorang pebisnis ternama yang dikenal dingin dan tidak ada wanita yang bisa menggodanya. Karina yang sangat disayangi oleh Rafael dan bahkan menjadi istrinya, membuat iri para wanita. Akan tetapi, Karina menjadi tidak berharga ketika mantan pacar Rafael muncul. Ketika Karina memilih melepaskan Rafael, Rafael yang memiliki sifat mendominasi itu memegang erat tangan Karina dan berkata, "Siapa yang berani membiarkanmu pergi tanpa seizinku?"

Lihat lebih banyak
Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rahmi Galuh Rahajeng
good novel
2024-06-17 10:03:41
0
100 Bab
Bab 1
Di sebuah kamar hotel VIP, suasana di dalamnya dipenuhi ambiguitas kenikmatan dan beberapa pakaian berserakan di lantai.Sinar matahari yang masuk dari jendela, samar-samar menyinari selimut yang menutupi pria dan wanita yang sedang tidur di kasur yang besar.Suara ketukan pintu yang tergesa-gesa membuat kening Karina Valerio berkerut. Dia membalikkan badannya dengan perasaan tidak nyaman.Kepalanya terasa sangat sakit, tubuhnya terasa nyeri seperti habis tertindih sesuatu. Ketika dia mengangkat tangannya untuk mengusap kepalanya, dia menyadari ada sesuatu yang hangat menempel di belakangnya.Karina Valerio pun terbangun dengan kaget, tubuhnya menjadi kaku seperti patung. Dia perlahan menundukkan kepalanya, mendapati ada sebuah tangan besar terlentang di depan dadanya.Sekujur tubuhnya seketika merinding. Ketika rasa panik menyerang dirinya, dia pun berteriak dengan keras.Suara teriakan itu langsung membuat pria di sampingnya terbangun. Begitu si pria melihat Karina, sorot matanya sek
Baca selengkapnya
Bab 2
Semua orang menghela napas lega, seolah-olah mereka mendapatkan pengampunan. Mereka terbirit-birit keluar dari kamar, seolah-olah mereka akan ditelan oleh binatang buas jika mereka terlambat selangkah.Karina juga buru-buru mengambil pakaiannya yang terlempar ke mana-mana. Dia masih bingung dengan situasi ini, tetapi nalurinya mengatakan bahwa dia harus segera meninggalkan tempat berbahaya ini. Dia masih memegang erat selimut yang menutupi dirinya dengan satu tangan.Rafael tidak bergerak, hanya menatap Karina yang sedang panik itu. Terlihat jelas ada beberapa bekas merah di bagian punggung Karina yang tidak tertutup selimut. Melihat itu, Rafael merasa sedikit kesal. Dia pun memanggil Karina dengan dingin, "Hei!"Karina seketika membeku di tempat dan mulai gemetar. Dia tidak berani berbalik untuk melihat Rafael.Dia ketakutan dan merasa tidak berdaya. Dia ingat dengan jelas bahwa kemarin dia sedang merayakan ulang tahun Simon bersama teman-teman sekampus. Namun, mengapa pagi ini begitu
Baca selengkapnya
Bab 3
'Penjahat?''Pelanggan bordil?''Atau pria mesum?'Karina terlalu takut untuk melanjutkan pemikirannya. Dia menyalakan pancuran dan membiarkan air mengalir membasahi tubuhnya.Di bawah air pancuran, warna bekas ciuman di tubuhnya semakin merah, seperti bunga mawar merah yang baru mekar. Seakan-akan menunjukkan betapa gila dan intensnya semalam. Melihat semua bekas ciuman itu, sekujur tubuh Karina semakin gemetar.Dia merasa dunianya menjadi gelap dan orang yang selama ini dia kagumi semakin menjauh darinya.Perlahan-lahan dia menurunkan tubuhnya, meringkuk seperti anak kecil yang tidak berdaya. Hanya ada satu hal yang muncul di benak Karina sekarang.Hidupnya sudah tamat.Di sisi lain, Rafael sudah berpakaian lengkap, hanya rambutnya masih sedikit berantakan. Meskipun begitu, dia tidak terlihat seperti orang yang baru saja bangun. Dia duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya yang jenjang itu di atas meja kopi sambil memainkan sebuah liontin berantai perak. Liontin itu berbentuk hati d
Baca selengkapnya
Bab 4
Wajah Rafael sedikit berpaling ke satu sisi. Pipi kirinya memerah dan terasa sakit. Dia tertegun sejenak karena sedikit bingung dengan situasi saat ini. 'Wanita ini menamparku?'Detik berikutnya, sorot matanya dipenuhi amarah. Siapa pun yang menatapnya akan langsung merinding.Rafael menoleh, hendak membuat wanita yang tidak tahu diri ini membayar harga yang setimpal, tetapi malah mendapati kedua mata Karina merah dan berkaca-kaca. Karina masih seperti ingin menampar Rafael, tetapi sekujur tubuhnya gemetar hebat. Dia gemetar seperti itu entah karena merasa takut atau marah. Kemudian, Karina berkata dengan suara yang menahan tangis, "Bajingan, jangan menilai diriku dengan pikiran dangkalmu itu! Sungguh menjijikkan!"Setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya dan mengambil liontinnya yang ada di meja kopi. Tanpa menunggu Rafael mengatakan sepatah kata pun, dia keluar dari pintu tanpa menoleh ke belakang.Jonny dan yang lainnya berdiri di luar kamar. Jonny bahkan menempelkan teling
Baca selengkapnya
Bab 5
Jonny tersenyum canggung, mencoba menghidupkan suasana dengan berkata, "Rafael, kami melakukan ini karena memikirkan dirimu. Sebagai pria dewasa yang sehat, kebutuhan fisiologis seperti ini adalah hal yang normal. Kamu selalu menahan dirimu hanya karena seorang wanita, apa kamu nggak menderita?"Mendengar ini, Rafael tertawa kecil, memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. Dia memiliki paras yang tampan, tetapi tatapannya saat ini sangat menyeramkan. Dia menoleh, menatap Jonny dan berkata, "Jonny, yang kutanya adalah ini ide siapa? Kamu nggak bisa langsung menjawabnya?"Begitu mendengar itu, Jonny tahu bahwa dia tidak bisa lagi berdalih. Dia langsung memasang wajah sedih dan memohon belas kasihan, "Rafael, aku melakukan ini benar-benar demi kebaikanmu! Aku mencarikanmu seorang wanita agar kamu bisa meredakan hasrat yang kamu tahan-tahan! Tapi aku nggak sangka wanita itu benar-benar nggak tahu diri dan menamparmu!""Apa dia benar-benar melakukan pekerjaan ini?" tanya Rafael sambil menatap
Baca selengkapnya
Bab 6
Bagi Rafael, kejadian ini hanyalah sebuah peristiwa kecil yang tidak terlalu menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya yang tidak berubah. Karena itu, dia dengan cepat kembali ke dalam kesibukannya.Sebaliknya, bagi Karina, kejadian ini sudah cukup untuk menghancurkan kehidupannya yang damai, menyebabkan perubahan yang besar dalam hidupnya.Cinta satu malam hanyalah hiburan semata bagi para pemuda kaya raya seperti mereka.Namun, bagi orang biasa, hal tersebut jelas bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.Di mata orang biasa, hanya wanita yang tidak baik yang mau melakukan cinta satu malam.Alasan itulah yang membuat Karina tidak berani memberi tahu keluarganya tentang kejadian tersebut. Dia tidak berani menghadapi reaksi keluarga ketika mengetahui hal ini dan juga tidak berani menghadapi cacian yang dilontarkan orang lain di masa depan.Ketika dia berpikir untuk melupakan kejadian itu, menganggapnya tidak pernah terjadi, dia merasa tidak rela.Namun, dia juga merasa tak
Baca selengkapnya
Bab 7
Jonny adalah orang yang sangat cerdik dan tipikal orang yang mementingkan keuntungan. Karena pemikiran ini, dia merasa Karina yang tidak mau cek punya tujuan lain.Dia berpikir, bagaimana mungkin seorang wanita tidak mau kompensasi sama sekali setelah kejadian seperti itu.Ini pasti hanya trik seorang wanita untuk mendapatkan pria kaya.Jonny samar-samar tersenyum sinis. Menurutnya, wanita zaman sekarang sangatlah cerdik. Mereka sengaja jual mahal untuk menarik perhatian pria. Dia merasa Karina cukup menakutkan jika juga menggunakan trik seperti itu.Karina yang tidak menginginkan cek tersebut pasti akan menarik perhatian Rafael. Jika hal ini terjadi, kejadian yang sebenarnya pasti akan terungkap dan ini bukan hal yang dia inginkan.Dia bisa saja merahasiakan cek yang tidak diinginkan Karina dari Rafael, tetapi dia takut Karina akan membuat keributan di depan Rafael.Masalahnya sekarang adalah Karina tidak ingin cek tersebut dan dia tidak bisa memaksanya.Saat Jonny tidak tahu harus ba
Baca selengkapnya
Bab 8
"Bolehkah?" Karina mendongak, merasa sedikit terkejut."Ya." Melihat mata Karina berbinar-binar, Neo pun tertawa kecil. Pandangannya kemudian beralih ke Jonny yang berada di belakang Karina dan berkata, "Tapi, temanmu ....""Nggak apa-apa!"Karina langsung menjawab, tetapi begitu menyadari bahwa dirinya terlalu antusias, dia segera menundukkan kepalanya.Jonny yang tidak dipedulikan itu langsung tidak bisa berkata-kata.Kembalinya Neo seperti sebuah obat yang langsung menyembuhkan semua kegelisahan Karina.Pada saat ini, Karina seperti sudah melupakan semua masalah yang tidak menyenangkan itu. Yang ada di benaknya hanyalah pria yang sudah lama dia taksir ini.Namun, kegembiraannya ini tidak berlangsung lama.Karina tidak menyangka bahwa Neo, seorang dosen di sebuah universitas, ternyata tinggal di perumahan yang terkenal untuk orang-orang kaya. Kemudian, ketika mereka tiba dan Neo membukakan pintu, seorang wanita berambut pirang keluar dan mencium Neo dengan sangat mesra. Pemandangan i
Baca selengkapnya
Bab 9
Sang sopir tidak menyangka ada orang yang tiba-tiba menyeberang. Dia segera menginjak rem, tetapi karena jarak yang terlalu dekat, penyeberang itu pun jatuh ke tanah.Rem mendadak ini membuat mobil berguncang kuat, pria yang duduk di jok belakang terkejut dan bertanya, "Apa yang terjadi?"Keringat dingin mengucur di dahi sopir. Dia berbalik dengan gugup dan menjawab, "Tuan Muda, sepertinya saya sudah menabrak seseorang."Selesai berbicara, sopir itu segera keluar dari mobil untuk mengecek.Pria yang duduk di belakang sedikit mengernyit, menyingkirkan dokumen-dokumen di tangannya dan ikut keluar dari mobil.Hujan lebat disertai angin kencang tidak berhenti menerpa.Sepatu kulit yang mengkilap seperti baru langsung ternodai air hujan, tetapi si pemiliknya, pria itu, tidak peduli. Pria itu melihat ke arah penyeberang jalan yang jatuh berlutut di tanah. Begitu dia melihat wajah si penyeberang, muncul kerutan di tengah-tengah alisnya.Suaranya yang tidak ada emosi apa pun itu terdengar di t
Baca selengkapnya
Bab 10
Rafael bukanlah orang yang lembut dan perhatian. Meskipun duduk bersebelahan, dia tidak peduli dengan Karina yang terus menggigil. Dia duduk di dekat pintu dengan kepala menghadap ke jendela, melihat pemandangan hujan lebat yang sebenarnya tidak menarik untuk dilihat.Setelah mobil melaju agak jauh, Karina menengadah setelah memastikan dia tidak akan bertemu Neo. Seluruh tubuhnya basah kuyup dan terlihat sedikit menyedihkan.Dia dengan hati-hati menatap pria tampan di sampingnya, dengan suasana hati yang agak rumit, dia berkata, "Cukup antar aku sampai di sini, aku ingin turun, bisa pinggirkan mobilnya?"Hanya ada keheningan.Karina mengira mungkin suaranya terlalu kecil sampai tidak kedengaran oleh pria di sampingnya. Namun, ketika dia hendak berbicara lagi, Rafael berkata dengan suara datar, "Karena kamu sudah datang menghampiriku, ke tempatku saja.""Eh?"Karina bingung. Dia merasa pria itu telah salah memahami sesuatu, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.Menghadapi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status