Share

Bab 5

Jonny tersenyum canggung, mencoba menghidupkan suasana dengan berkata, "Rafael, kami melakukan ini karena memikirkan dirimu. Sebagai pria dewasa yang sehat, kebutuhan fisiologis seperti ini adalah hal yang normal. Kamu selalu menahan dirimu hanya karena seorang wanita, apa kamu nggak menderita?"

Mendengar ini, Rafael tertawa kecil, memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. Dia memiliki paras yang tampan, tetapi tatapannya saat ini sangat menyeramkan. Dia menoleh, menatap Jonny dan berkata, "Jonny, yang kutanya adalah ini ide siapa? Kamu nggak bisa langsung menjawabnya?"

Begitu mendengar itu, Jonny tahu bahwa dia tidak bisa lagi berdalih. Dia langsung memasang wajah sedih dan memohon belas kasihan, "Rafael, aku melakukan ini benar-benar demi kebaikanmu! Aku mencarikanmu seorang wanita agar kamu bisa meredakan hasrat yang kamu tahan-tahan! Tapi aku nggak sangka wanita itu benar-benar nggak tahu diri dan menamparmu!"

"Apa dia benar-benar melakukan pekerjaan ini?" tanya Rafael sambil menatap Jonny dengan curiga.

Jantung Jonny berdegup kencang karena merasa sangat takut dengan tatapan Rafael. Dia segera berakta, "Tentu saja! Dia masih pemula, baru masuk, dijamin masih bersih!"

'Ternyata masih pemula, pantas saja tingkahnya aneh,' pikir Rafael di dalam hatinya.

Jonny berkeringat dingin. Dia tidak akan pernah berani mengatakan bahwa wanita yang dia siapkan untuknya adalah orang yang berbeda. Jika Rafael tahu bahwa yang ditiduri adalah seorang mahasiswa yang bersih, Rafael pasti akan mencabik-cabiknya.

Yang lain saling memandang dan juga menambahkan, "Benar, Rafael, kami melakukan ini karena memikirkan kondisimu. Kali ini, maafkanlah Jonny."

"Benar, benar sekali."

Rafael duduk di sofa. Setelah terdiam beberapa saat, dia berkata, "Apa menurut kalian aku nggak tahu tujuan kalian melakukan ini?"

Begitu kata-kata itu keluar, ekspresi semua orang berubah. Terutama Jonny yang memimpin, ekspresinya langsung memucat. Dia menundukkan kepalanya, menunggu apa yang akan dikatakan Rafael selanjutnya.

"Kalau kamu perlu bantuan, tunjukkan ketulusanmu daripada membodohiku dengan hal semacam ini. Prinsipku adalah memisahkan hal pribadi dengan kerjaan. Jonny, kalau perusahaanmu dalam masalah, perlihatkan padaku potensi yang dimiliki perusahaanmu dan aku pasti akan berinvestasi. Bukan malah melakukan hal seperti ini. Mentang-mentang aku menganggapmu sebagai sahabatku, kamu malah bertindak sesuka hati."

"Kamu benar, Rafael, kali ini aku sudah kehilangan akal sehatku sampai melakukan hal buruk ini. Kamu jangan dimasukkan ke dalam hati," ujar Jonny sambil memaksakan diri untuk tersenyum. Saat ini, dia merasa sangat malu.

Dia mempersiapkan wanita untuk Rafael memang karena perusahaannya sedang dalam masalah. Namun, dia tidak menyangka cara ini, yang selalu berhasil untuk orang lain, tidak berhasil untuk Rafael.

Rafael mengangguk, menunjukkan ekspresi santai dan berkata, "Aku nggak akan masukkan ke hati, jangan khawatir."

Jonny menghela napas lega setelah mendengar itu. Namun, baru saja merasa lega, dia mendengar suara Rafael yang datar itu berkata, "Ingat, nggak ada kedua kalinya."

Jonny merinding hebat karena perkataan itu. Keringat dingin hampir membuat tubuhnya basah kuyup. Dia mengangguk dengan berat dan berkata, "Ya, nggak akan aku ulangi lagi."

Setelah masalah ini berakhir, Rafael menyerahkan masalah yang belum selesai kepada Jonny. Alasannya sangat sederhana, semua ini dimulai karena Jonny, jadi Jonny yang harus menyelesaikannya dan menggantikan Rafael menyerahkan cek itu.

Jonny langsung menyetujuinya, bahkan diam-diam menghela napas lega. Dia awalnya khawatir Rafael akan menangani masalah ini secara pribadi karena perilaku Karina yang tidak terduga itu. Namun, melihat hasil akhir saat ini, kekhawatirannya itu berlebihan.

Kesibukan Rafael bisa dikatakan sukar untuk dibayangkan, jadi dia tidak punya waktu untuk memikirkan seorang kupu-kupu malam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status