Tiba-tiba Dunia Alexa seperti jungkir balik. Hamil di luar nikah dan saat ijab kabul di tinggal kabur sang kekasih. Lalu, keluarganya malah menikahkan dengan sopir keluarga. awalnya dia pikir Joan miskin, tapi ternyata Joan adalah anak orang kaya.
Lihat lebih banyakFrans sejak tadi sudah uring-uringan, dirinya merasa sangat cemburu dengan Joan. Alexa, wanita benar-benar membuat dirinya menyesal. Tapi, bagaimana bisa dia mendekatinya lagi sedangkan Joan pasti berada di garda depannya. "Sial!" ungkapan kesal Frans di dengan Deri. Deri menghampiri Frans, apa yang terjadi dengan Frans memang sudah sewajarnya. Dia yang membuang tapi malah seperti yang tersakiti. "Lu nyesel kan?" Deri bertanya tanpa melihat situasi."Lu nyalahin gue?" Frans menarik kerah baju Deri. "Santai Bro, bukannya lu ya g ninggalin. Jangan lupa kalau Lo juga mempermalukan dia di depan semua orang."Deri tersungkur saat Frans memberinya bogem mentah pada perutnya. Hampir saja Deri kembali menerima pukulan dari Frans jika Julius tidak datang. "Lu, kenapa sih Frans?" Julius menahan tubuh Frans yang hampir saja meluapkan kekesalannya Pada Deri. Sementara, Deri mencoba bangkit, dia tahu jika di balas pun Frans akan lebih parah. Bisa saja dia membalas ,hanya saja dia tak mau mem
Sejak tadi Alexa gelisah menunggu Joan datang setelah sang suami pamit mencari makan. Wajahnya sudah masam saat berulang kali ia menghubunginya juga tidak ada jawaban. Ponsel itu menjadi sasaran saat untuk ke sekian kali ia mencoba menghubungi Joan. Benda dilempar ke ranjang. “Argh! Buat apa coba ngajak aku kesini kalau di tinggal kaya gini. Memang aku nggak bosan?” Alexa duduk menyenderkan tubuh. Tangannya meraih remot dan menyalakan TV yang sejak tadi hanya ia pandangi. Villa itu terlihat begitu megah untuk mereka berdua dan sejak datang Alexa pun sudah mencari tahu di pencarian ponsel jika harganya pun cukup mahal. Sejenak ia berpikir dari mana Joan memiliki uang untuk membayarnya. Alexa menoleh saat pintu terbuka dan muncul Joan dengan senyum khasnya. Gigi putihnya terlihat jelas saat ia melebarkan bibir. Alexa kembali menatap TV dan mengabaikan sang suami. Joan gegas menghampiri Alexa dan duduk sengaja di samping sang istri. Pria itu tahu kalau dia sedang marah. Terlihat
Joan terpaksa keluar menemui sang ibu yang sudah tahu jika dirinya berada di Viila itu. Dengan wajah gelisah, pria itu menghampiri ibunya. "Ma, lagi apa di sini?" “Kamu bilang mama ngapain ke sini?Hah, kamu lupa kalau sebagian modal usaha ini ada uang mama?” Joan terkesiap saat wanita dengan blezer hitam itu sudah berada di hadapannya. Tidak menyangka jika liburannya harus seperti itu, bertemu dengan Frans juga sang ibu. Joan mengusap wajah kasar dan tak henti bergumam sendiri. Rasanya ia ingin berlari dan langsung membawa Alexa pergi menjauh dari tempat itu. Harusnya ia tidak datang dan berlibur di vilanya. Namun, karena sudah hampir sebulan dia tidak mengecek, akhirnyaia memutuskan untuk datang ke sana. “Jadi, saat pertemuan itu kamu kabur ke sini?” Lagi sang ibu tak henti berbicara. “Hai, Ma.” Joan mencium punggung tangan sang ibu dan mencoba mengalihkan apa yang sedang dibahas. Repot sudah jika semua terbongkar sebelum waktunya. Apalagi jika sang ayah tahu, semua akan beran
Ruangan dengan cat coklat dengan udara dingin tanpa AC cukup membuat tempat itu nyaman bagi Joan untuk melakukan berbagai kegiatan pemantauan restoran yang tiap Minggu sekali ia kunjungi. Kali ini sengaja ia datang dan mengajak Alexa sekalian untuk memeriksa restoran dan penginapan miliknya. Julius sudah duduk di hadapannya dengan banyak pertanyaan yang akan ia ajukan pada Joan. “Nggak pernah bertemu, sekali bertemu sudah menggandeng perempuan. Buat masalah pula,” ujar Julius. Joan hanya tertawa, mereka pernah bekerjasama bersama dalam satu pekerjaan. Julius yang seorang pengusaha muda dengan omset yang luar biasa untuk beberapa usahanya. Sementara, Joan pun tidak kalah sukses dari Julius. “Wanita itu pacar lu, apa bagaimana? Frans mengamuk mengatakan lu merebut kekasihnya.” Julius sangat penasaran dengan kejadian tadi. Lagi-lagi Joan tertawa mendengar apa yang terlontar dari mulut Julius. Apa yang dikatakan Frans membuat ia tidak habis pikir apalagi tingkahnya yang seolah-olah
Tangan Joan bergerak cepat untuk mengirim pesan pada Julius—salah satu teman yang bergabung dalam klub mobil di Jakarta. Dari tempatnya, Joan bisa melihat Julius memandangi ponsel miliknya lalu menatap ke arah Joan. Terlihat pria yang berada di samping Frans mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang ada di pesan masuk ponsel miliknya. Joan bisa bernapas lega karena saat bertatapan dengan Julius, ia sudah mengingatkan agar pura-pura tidak kenal dengannya. Dan pria itu mengerti dan mengikuti apa yang diminta temannya itu. Frans terkesiap karena melihat Alexa bersama Joan. Lagi-lagi otaknya tidak bisa bekerja sama. Hati begitu panas melihat Joan memperlakukan mantan kekasihnya begitu manis. Ada penyesalan, tapi dia pun merasa enggan mengakuinya. Sementara, Alexa mencoba menenangkan diri dari tatapan Frans yang membidiknya dengan tajam. Joan membantunya duduk dan memberikan beberapa menu makanan. Sangat manis dan romantis apa yang dilakukan oleh suaminya. Jadi, untuk apa berpal
"Joan kamu!" "Apa?" Joan semakin berani, dia malah merengkuh tubuh Alexa. Pria itu terasa candu dengan aroma tubuh sang istri. "Jo, jangan," ujar Alexa. Alexa mencoba mendorong tubuh Joan. Namun, suaminya semakin posesif menciumi lehernya. "Jo," pintanya lagi. Akan tetapi, Joan tak mendengar permintaan Alexa dan malah kembali' membungkam mulutnya dengan bibirnya. Tidak ada pilihan lain, Alexa malah menyambut bibir Joan. "Non, Nin Lexa di panggil Tuan buat makan dulu." Seketika Alexa mendorong Joan, dan menjawab panggilan Bibi. "Iya, Bi. Aku keluar nanti." Joan hanya tersenyum melihat sang istri yang gugup. Apalagi saat keduanya saling pandang. Alexa malu dan menunduk. "Ayo kita keluar, nanti papa mama curiga." "Curiga? Kenapa?" "Eh, iya. AHh, Joan. Ayo keluar." "Iya, tapi lagi nanti ya," goda Joan. "Ish, apa sih." Alexa menarik tangan Joan keluar, lalu dari kamar untuk makan bersama kedua orang tua Alexa. Sejak ciumannya terbalas, Joan merasa lega sepertinya Al
Maaf, maksud Om, apa, ya?” Sesil bertanya karena memang ia tidak mengerti. Sementara, Pak Hardi menepuk pundak Sesil dengan lembut dan berbisik pelan di telinga gadis itu. “Nanti, Om jelaskan. Kamu berbincang sama Frans dulu, biar saling mengenal.” Seperti tidak bisa menolak, Pak Hardi mendorong pelan Sesil agar menghampiri Frans dan berbincang dengan pria yang baru saja ia kenal. Sedikit kecewa, Frans mencoba menutupi walau ia berharap yang dijodohkan dengannya adalah Felisia. Frans mengulurkan tangan dan menyebut namanya. Sesil terlihat gugup karena ia sama sekali tidak mengerti harus bagaimana. Sesil hanya gadis dari kampung yang tinggal bersama dengan keluarga Joan sejak lama. Semenjak kepergian adik perempuan Joan, ibu Joan merasa kesepian dan kebetulan Sesil mendapat bea siswa di Jakarta dan tinggal bersama mereka. “Sesil,” ujar gadis dengan gaun putih itu. Frans terpesona saat Sesil tersenyum.Ternyata gadis di hadapannya begitu cantik dan manis. Betapa senangnya dia saat m
Alexa tidak bisa menjawab pertanyaan sang ayah. Harusnya dia sadar. dirinya saja di permainkan oleh Frans tidak bisa memaafkan apalagi ingin bertemu. Apalagi Joan, mungkin dia pun sakit hati dengan perlakuannya."Kamu pikirkan baik-baik, jangan terbawa emosi. Cinta bisa datang nanti. Joan tidak jelek, lagi pula kamu tidak usah memikirkan masa depanmu. Joan akan bekerja di kantor papa dan berhenti menjadi sopir.""Apa iya?" tanya Alexa memastikan."Iy. sepertinya Joan cerdas." Sang ayah menepuk pundak sang anak. Mungkin hal itu yang dicemaskan Alexa. Joan tidak bisa menafkahinya. Sang ayah tak akan tinggal diam dan akan membantu menantunya karena dia sayang sekali dengan Joan. ** Sementara itu, Joan datang menemui keluarganya saat Pak Hardi meneleponnya. Perjodohan yang disiapkan oleh kedua orang tuanya kembali membuat ia pusing dan memutar otak untuk mencari alasan. Sesil menghampiri Joan yang baru saja datang. Wajah pria itu tidak bisa berbohong jika sedang mencemaskan sesuatu
Frans kembali ke rumah dengan begitu kesal. Bisa-bisanya dia permalukan di depan orang banyak. Alexa dengan tegas menyatakan jika hubungan mereka sudah berakhir. “Berengsek!” Frans berteriak hingga membuat sang ibu menghampirinya.Ibunya melihat kamar sang putra sudah berantakan. Dia berpikir apa yang sebenarnya membuat Frans sampai begitu emosi. “Ada apa, Frans?” Sang ibu bertanya pada anaknya.Frans bingung menjawabnya, tidak mungkin dia mengatakan jika semua karena Alexa. “Nggak, Ma. Hanya lagi kesal aja.”Frans menjawab santai. “Frans kita bersiap, mau bertemu dengan teman Papa kamu. Cepat, mau dikenalkan dengan anaknya yang cantik,” ujar sang ibu. Frans mengernyitkan dahi, apa lagi pikirnya. Sebuah perkenalan atau sebuah pemberitahuan jika akan ada perjodohan. Frans mengusap wajah kasar, wanita seperti apa yang akan dikenalkan padanya. Kepala Frans masih sangat penting memikirkan masalah Alexa. Namun, apa salahnya menurut dia bertemu dengan keluarga teman sang ayah. Apala
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.