Share

Suami protektif

Wajah Joan masih di tekuk dan terlihat sangat masam. Laki-laki mana yang Sudi melihat wanita akrab dengan pria lain. Terlebih ada sentuhan. Emosi kian bergemuruh saat Alexa terus saja mengajak mencari Frans.

"Aku enggak mau kamu ketemu Frans lagi." Joan memberikan ancaman.

"Joan, kamu kok jadi posesif?" Wajah Alexa di tekuk. dia tidak suka sikap Joan yang seperti itu.

Joan melirik sebentar lalu kembali menyetir. istrinya, ya sekarang Alexa hanya bisa bungkam mengikuti apa yang di katakan Joan.

Alexa menurut saja apa yang di perintahkan sang suami. Gadis itu merengut kesal, apa setalah menikah dirinya tidak boleh bergaul dengan beberapa teman lamanya nanti.

"Jo, kamu enggak bisa mengatur aku. Lagi pula, kita menikah mungkin akan hitungan bulan. setelah anak ini lahir. Kita bisa bercerai," ujar Alexa.

Joan mengerem mendadak hingga Alexa terbentur.

"Aww...."

"Bagi aku, pernikahan itu sekali seumur hidup. Kamu pikir kamu saja yang menyesal kita menikah?"

Alexa mengelus jidatnya yang sakit. lalu melirik ke arah Joan. Netra Jo sangat tajam menatapnya.

"Dengar aku sekali lagi, selama kamu menjadi istri aku jangan pernah berharap kamu bisa bertemu teman laki-laki kamu selain bersama aku. Ngerti?"

Alexa tidak menjawab, dia hanya mengdengus kesal dengan apa yang di katakan Joan yang sok protektif jadi suami.

***

Frans mencoba mencari tahu dengan siapa Alexa menikah. Akan tetapi, ia sulit untuk melacaknya karena acara itu tertutup untuk semua orang. Pria bertato itu memukul tembok berulang kali. Ia merasa frustrasi dengan keadaan yang sulit diartikan.

Pria itu berulang kali menelepon beberapa teman Alexa. Semuanya nihil, tidak ada yang mau mengatakan padanya. Bahkan, hanya cacian yang diterimanya.

“Alexa, bagaimana kamu bisa menikah dengan orang lain?” Frans kembali bergumam sendiri.

Sebuah ketukan membuat pria itu beranjak dan membuka pintu. Wajahnya berubah saat sang ayah kini berada di hadapan.

“Papa mau bicara denganmu.” Pria bertubuh besar dengan kumis tebal mengajak anaknya bicara.

“Bicara apa, Pa?” Pertanyaan itu yang bisa terlontar dari mulut Frans.

Frans takut ada yang melaporkan kehamilan Alexa pada sang ayah. Akan tetapi, sepertinya semua aman karena Alexa pun tidak tahu kalau ayahnya Frans orang yang sukses dalam usahanya.

Ferdinan—ayah Frans masuk ke kamar sang anak. Tangan kanannya berasa di saku celana dan tangan satu lagi sibuk memegang ponsel.

“Ada apa, Pa?”

“Bagaimana kuliahmu?”

“Ba—baik.”

“Bagus, Papa tidak mau ada masalah. Kamu tahu konsekuensinya jika kamu melakukan kesalahan?”

Frans mengangguk mendengar perkataan sang ayah. Pria itu menepuk pundak Frans pelan tanda ia percaya pada sang anak.

Sementara, Fran mulai tidak tenang dengan kemelut cintanya. Meninggalkan Alexa pun ia masih tidak tenang. Apalagi mengingat kekasihnya menikah dengan pria lain.

“Ingat, kuliah selesai dan kamu akan menggantikan papa di perusahaan. Tapi ingat, sekali kamu membuat kesalahan, siap-siap ke luar dari rumah ini!”

Perkataan sang ayah selalu berhasil membuat Frans tak berkutik. Ia tidak mau jatuh miskin bahkan menjadi gembel. Maka dari itu ia lebih memilih untuk kabur dari pernikahan saat itu.

Ferdinan ke luar dari kamar sang anak dan langsung kembali mengerjakan beberapa pekerjaan yang sebagai ia bawa ke rumah.

**

Alexa memperhatikan boneka beruang yang sangat besar kini berada di kamarnya.

“Kalau kamu kangen sama saya, bisa peluk boneka itu,” goda Joan yang sejak tadi memperhatikan sang istri.

“Jangan kepedean.”

“Jangan munafik. Apalagi sih yang kami pikirkan, susah kalau umur masih cetek sudah bertingkah seperti orang dewasa.”

“Maksud kamu apa?” tanya Alexa pada Joan.

“Nggak ada maksud, hanya mau mengajarkan istri yang masih kecil untuk berpikiran dewasa. Frans meninggalkan kamu, berarti dia nggak cinta. Dia hanya memperalat kamu untuk nafsu sesaat,” ujar Joan.

Alexa bergeming. Ia benci jika Joan selalu berkata benar. Namun, ia belum bisa menerima pria itu sebagai suaminya.

“Maksud kamu aku seperti sampah?” Alexa menahan tangis.

Kini Joan yang bergeming. Melihat manik mata Alexa mulai berembun, Joan merasa tidak enak dan ingin menenangkannya.

“Kalau kamu tahu aku sampah, untuk apa mau menikah denganku, hah?” Alexa mulai berteriak.

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status