Share

Nomor Asing

Selamat membaca, Terima kasih yang masih setia mengikuti cerita ini.

**

Cerutu yang sedari tadi berada di tangan kanannya hanya ia mainkan dengan jari, tanpa ia nyalakan sama sekali. Mungkin karena ia tahu asap rokok tidak baik untuk ibu hamil sepertiku.

"Kenapa tidak biarkan polisi saja yang menyelesaikan, sih. Bagaimana kalau mereka curiga?" tanya Om Sahid. Sepertinya Mas Daffi sudah menceritakan mengenai rencananya pada Om Sahid. "Menurut, Om, itu terlalu beresiko, Ri. Apa dia tidak belajar dari pengalamanmu dulu itu?"

"Riana juga keberatan, Om, tapi Om kan tau sendiri gimana sikap keras Mas Daffi."

"Hah, kalian berdua itu sama saja. Sama-sama keras kepala. Cocoklah sudah."

Om Sahid lalu meminum sajian kopi hitam di depannya. "Daffi juga bilang agar Om waspada sama si Rafif, tapi dia belum bilang apa alasannya," bisik Om Sahid. Walaupun saat ini Rafif sedang diperintahkan Om Sahid untuk mengantar berkas ke pengadilan, Om Sahid bilang tidak ada salahnya waspada. Kita tidak akan pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status