Share

Tertangkap

Suara yang kuduga berasal dari ledakan timah panas itu sedikit banyak menyurutkan langkahku untuk terus berusaha masuk ke dalam. Terang saja, siapa yang tidak takut mendengar suara letusan senjata api? Walaupun nyaliku bisa terbilang tinggi, tapi di situasi seperti sekarang ini tetap saja merasa ciut. Sambil memegangi dada, kuraup udara sebanyak-banyaknya, seraya terus merapal doa. Pikiran buruk semakin merasuk ke pikiran. Siapa yang menembak tadi? Dan siapa yang tertembak? Ya Tuhan, kumohon semoga bukan Mas Daffi.

Pasca suara ledakan tadi, suasana kembali hening. Hembusan angin mendadak berada dalam posisi pause hingga membuat puluhan pohon jati yang tumbuh di sekitar gudang pun ikut terdiam dan hanya berdiri kokoh memandangiku yang sedang ketakutan di tengah pekatnya malam ini.

Kuhirup napas dalam sekali lagi. Kali ini selain berusaha memasukkan udara sebanyak mungkin ke dalam organ pernapasan kucoba juga untuk menenangkan calon bayiku di dalam perut yang masih bergolak. "Tenang say
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status