Share

Tak Boleh Marah

“Sial aku tak bisa membiarkan istriku berdua dengan pria lain, si Arga ini, lengah sedikit saja selalu saja mencari kesempatan!”

“Abang! di panggil dari tadi kok enggak negok-negok.” Calon istriku keduaku ini kenapa cerewet sekali. Gara-gara dia Nisa jadi langsung mematikan teleponnya. Aku harus segera menghampirinya. Aku memang cemburu, terus kenapa? Kita sudah suami istri, bukankah wajar. Mengingat pria itu seperti ingin terus berada di dekat Nisa.

“Abang!” Santi menghampiriku dia berteriak tepat di depan telinga. Membuatku terlonjak kaget.

“Kamu ini kenapa lagi, maunya apa?” Terlanjur emosi nada bicaraku menjadi tak terkontrol. Kutinggalkan saja Santi di depan toilet umum, benar juga kata Nisa tenagaku cukup kuat untuk tetap bertahan bersamanya. Masalahnya memang ada padaku. Hatiku yang masih condong pada perempuan ini lah yang membuatku terbawa olehnya. Rupanya Santi tetap mengikutiku dari belakang.

&ldq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status