Share

Poligami

“Kamu janji akan berjuang bersama lalu apa ini?”

“Lihat dirimu dulu, pantaskah untuk di perjuangkan?” Nisa memanggil si kembar untuk keluar dan ikut bersamanya.

“Dalam keadaan begini, kamu ingin menyetir mobil? Tidak kuizinkan, kamu bisa membahayakan anak-anak!”

“Memangnya kenapa? Setelah istri mudamu mengataiku mandul. Sekarang Abang mau bilang aku perempuan gila?”

“Bukan seperti itu Nisa.” Kuraih lengannya, tapi dengan cepat Nisa menepisnya. Tanpa peduli dia yang terus melarangku untuk ikut pergi bersamanya, aku tetap mengikutinya. Nisa hanya mengerkingkan matanya malas saat dia membuka pintu mobil dan aku malah ikut duduk di samping kemudi. Kutebalkan mukaku yang sudah tak tahu diri ini. Pikiranku hanya satu. Takut kalau sampai membiarkannya pergi tanpa pendampingan bersama anak-anak, malah membuat masalah ke depannya. Mobil terus berjalan menyusuri kota yang kental dengan budaya sundanese ini

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status