Share

Memutuskan Hubungan

“Maaf, Bang.”

“Maaf kamu bilang?” Baru saja ingin menghadiahi satu bogem mentah lagi, sayangnya malah dicegah orang-orang di sana.

“Maaf Pak, ambulansnya mau berangkat. Ada yang mau menemani?” Suara petugas kini menjadi pusat perhatian kami.

“Saya,” jawabku kompak dengan Reihan, membuat kami berdua saling menatap.

“Suaminya yang mana?” tanya Petugas.

“Saya, Pak.” Reihan menjawab.

“Ya sudah kalau begitu. Mari ikut saya! Bapak bisa nyusul ya, takut nanti di jalan malah ribut lagi. Mohon pengertiannya, kasihan pasien.” Tanpa basa-basi lagi petugas itu langsung membawa pergi Zifia. Aku mengalah, tapi lain waktu akan kubuat perhitungan dengannya. Tak lama Nisa datang, mengajakku untuk segera naik ke mobilnya. Syukurlah begitu aku sampai Zifia tengah di tangani. Aku bersandar pada d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status