Share

23. Kedatangan ayah

Ada sebuah kesenjangan yang tidak terlihat. Seperti tembok tebal berdiri antara Yohan dan juga Jane. Keduanya saling diam. Yohan berada di mejanya tengah sibuk menulis sesuatu di atas kertas kosong, dan Jane hanya memperhatikan keadaan sekitar tanpa mengatakan apa-apa.

Pandangannya tertuju pada banyaknya alat musik di sana. Terlebih dengan piano di ujung ruangan.

Sungguh besar ruangan ini sampai gitar, piano juga drum berada di satu tempat. Ini bukan kamar tidur, tapi studio musik. Pikir Jane.

"Sebenarnya aku masih malas bicara denganmu, tapi aku harus menanyakan ini, Kenapa kau menolongku? Aku sungguh tidak mengharapkan kau yang membawaku," ucap Jane memecah kesunyian.

"Aku juga tidak ingin membawamu ke kamarku. Ini terpaksa. Karena ayah. Garis bawahi itu," jawab Yohan ketus tanpa melihat Jane yang kini berwajah masam.

"Apa ayahmu tidak akan kesini? Kalau kita ketahuan, kau akan habis."

"Tenang saja. Ayahku membenciku. Dia tidak akan pernah datang kesini. Aku bisa menjamin itu."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status