Share

Bab 94. Membeli buah tangan

Aku semakin mengencangkan tangis ini. Kenangan buruk dan haru terlintas di benak ini.

Hati ini masih terpatri dengan pedasnya omongan ibu mertua juga sikap mantan suami yang menyakitkan hati ditambah selingkuh di depan mata.

Jujur semua tidak seperti membalikkan selembar kertas. Rasa itu masih saja menghantuiku, kalau boleh memilih aku akan seperti ini. Sendiri dan menghabiskan waktu bersama emak Bapak.

Tante mengingatkanku kenangan masa sulit yang lalu, juga mengingatkan rasa syukur. Rejeki tidak melulu tentang uang. Kehadiran Tante, juga orang tua yang baik juga Rejeki yang tidak terkira.

“Nak, ceritalah! Jangan dipendam sendiri.“ Kini ibu memelukku. Meredakan rasa tangis ini.

“Mak, Tante Yanti begitu baik, Mak. Aku terharu dari awal beliau membantuku, Mak. Bahkan sekarang dia meminjamkan 100 juta cuma-cuma.“

“Alhamdulillah, Kamu menemukan Mbak Yanti selama emak gak ada di sampingmu, Nak. Emak juga berutang banyak dengan Mbak Yanti. Semoga kita diberi kesempatan untuk membalas keba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status