Share

Bab 112

Hampir jam sepuluh saat kami sampai di kediaman Bu Lisa dan Pak Mirza. Sambutan hangat dari mereka, membuat hubungan kami semakin akrab sebagai satu keluarga.

Seperti yang dipinta sebelumnya, Arsy sudah meno dongkan buku gambar dan pensil pada Tantenya.

Tak butuh waktu lama, kertas kosong itu kini telah berisi bermacam bentuk, seakan menjadi satu cerita yang tertuang dalam gambar.

"Makasih, ya, Tante," ucap Arsy dengan mata berbinar.

"Sama-sama, sayang."

Arsy telah sibuk dengan gambar tersebut. Ditunjukkan pada kedua orang tuanya bergantian, lantas diambilnya pensil warna dan mulai menggoreskan perlahan pada bidang gambar.

Sementara itu, Arkan mengajakku bermain sepeda di jalan depan rumah. Aku hanya diminta melihat, sementara ia sibuk mondar-mandir dengan sepeda kecilnya.

Waktu berlalu dengan cepat tanpa terasa, hingga keduanya terlihat kelelahan, lantas terbaring di kamar masing-masing.

"Maaf, ya, Mbak Husna
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status