Share

Bab 118

Melihat jam di tangan, sudah jam makan siang. Aku bergegas menuju food court untuk mengisi perut. Jangan sampai aku terlambat memberi nutrisi untuk janinku. Ia sudah mulai bergerak-gerak sejak aku meninggalkan ruangan Bu Lutfi. Kuelus perlahan tempat ia berada, berharap ia bersabar sebentar lagi.

"Sabar, ya, Nak. Sebentar lagi kita makan," ucapku sambil berjalan menuju deretan menu.

Membawa satu piring berisi nasi merah, perkedel kentang, tumis sawi putih, serta timun segar sebagai lalapan, aku menuju meja yang masih kosong. Tak lupa memberi kabar pada calon ayah Wijaya kecil sebelum memulai menyantap makan siangku.

Menikmati makan siang kali ini, sambil bertukar kabar melalui ponsel pada beberapa teman kerja dan juga kuliah. Ada yang masih sibuk ngumpulin data, ada yang ngejar-ngejar dosen buat konsultasi, ada yang printernya rusak sebab diajak ngebut ngeprint tulisan. Dan masih banyak lagi.

Aku tersenyum membaca chat mereka. Tak menyangka juga k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status