Share

Bab 122

Hatiku pun ikut hangat menyaksikan pemandangan di depanku. Melihat betapa peduli dan sayangnya Hanan pada Husna, membuat aku ikut bahagia. Yah, meski tak dapat kupungkiri, kalau ada sisi hatiku yang terbakar cemburu.

"Terima kasih, Mas. Nah, yang di dalam sini juga mau Kak Dirga sama ibu ikut menikmati, mau, ya?" ucapnya sambil menyerahkan masing-masing satu pada kami.

Apa lagi yang bisa kami lakukan, selain menuruti inginnya?

.

Aku pikir, setelah pertemuan hari itu, semua akan baik-baik saja. Nyatanya, tidak demikian. Rasa cintaku semakin besar, begitu juga dengan rindu.

Aku tak bisa berhenti mencintai, meski telah mengucapkan kata selesai pada hubungan kami berdua. Hatiku tak bisa berdusta, bahwa masih ada tempat istimewa di dalamnya, untuk satu nama.

Ia telah menjelma menjadi wanita yang matang, seiring dengan bertambahnya usia. Ia juga menjelma menjadi udara yang senantiasa kuhirup, yang tanpa adanya, aku tak bisa bernapas dengan bebas. Ia telah menj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status