Share

Bab 124

"Kamu kecapekan kayaknya ini. Besok, kita periksa, ya? Mudahan nggak papa," pungkasku. Aku tak mau membuat ia khawatir, yang akan berpengaruh pada janinnya.

Ia mengangguk, lantas terbatuk. Ia selalu begini, setelah mandi hujan hingga basah kuyup. Meski wajahnya bahagia sekali saat diguyur air yang tercurah dari langit.

Hal itu juga yang membuat ibunya selalu keberatan setiap kali ia minta ijin mandi hujan. Terlebih lagi sekarang kondisinya sedang berbadan dua. Jika dibiarkan, bisa-bisa nanti berpengaruh pada janinnya.

Gerakan yang terjadi akibat batuk, bukan tak mungkin akan menimbulkan gerakan berulang pada rahimnya.

Riwayat keguguran spontan yang pernah ia alami, menambah daftar panjang ketakutanku akan sesuatu yang bahkan tak ingin kubayangkan.

Kuperiksa keningnya dengan punggung tanganku. Benar, kan, suhunya mulai naik.

"Nah, ini mulai efeknya habis main hujan. Tunggu di sini Mas buatkan wedang jahe, biar lega tenggorokannya. Ini juga mulai anget badannya," ujarku, bersiap bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status