Share

Bab 126

Ia masih diam, meski badannya telah kubingkai dengan kedua lenganku. Kini tanganku beralih pada perutnya yang kian tinggi dari hari ke hari.

"Sini duduk, yuk, kita ajak ngobrol yang di dalam sini."

Ia menurut juga. Aku mulai mengelus dan mengetuk perutnya dengan penuh rasa sayang. Tak lama kemudian, gelombang-gelombang cinta dari janin yang berada di dalam, sukses membuat Husna tertawa renyah.

"Lihat, kan, tinggi sekali dia menendang. Ini cowok kayaknya, deh" celetukku.

"Enggak, cewek ini," sanggahnya.

"Cowok aja, biar kamu tetap jadi yang paling cantik buat Mas," pungkasku.

"Kalau dua aja, gimana?"

"Dua, maksud kamu kembar?"

"He em, asyik dan seru pastinya, kalau punya anak kembar, bisa dipakein baju kembar, bisa sekalian juga momongnya."

Hatiku mencelos mendengar penuturannya. Di keluarga kami, memang tak ada keturunan anak kembar. Tapi kemungkinan itu tetap bisa saja terjadi. Meski kemungkinannya ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status