Share

Bab 79

Sampai di rumah, aku kembali dibuat terbengong dengan apa yang kemudian terjadi.

Belum ada sepuluh menit sejak kami memasuki rumah, seseorang telah mengetuk pintu, lantas mengantarkan satu tampah penuh berisi nasi dan ayam utuh beserta teman-temannya. Di belakangnya, beriringan dua orang membawa tumpukan nasi kotak.

"Nah, sudah lengkap. Ayah yang pimpin do'a, ya," pinta Pak Hanan, yang segera ditunaikan oleh Ayah.

Kami berlima, beserta lima orang tetangga depan rumah dan samping kiri kanan saja yang hadir. Kami membagi semua yang ada di hadapan, lantas bergotong royong membagikan ke semua tetangga satu gang.

Hampir jam sembilan saat semua selesai. Ibu malah pamit pulang. Awalnya aku berharap mereka mau menginap, ternyata kekeh mau pulang. Ya sudahlah, aku tak bisa berbuat banyak.

"Terima kasih, ya, Nak Hanan, sudah menyediakan tempat tinggal yang nyaman untuk anak Ibu. Ibu do'akan, semoga kalian berdua rukun dan bahagia selalu. Dan, semog
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status