Share

Bab 82

Jika kenyataannya Bu Lisa harus berjuang sendiri demi kelangsungan hidup kedua anaknya, mestinya aku ikut ambil bagian dalam kelangsungan usahanya. Ada banyak cara untuk menolong, bukan? Termasuk membeli dagangan yang kadang kita tak terlalu membutuhkan, tapi berarti besar bagi mereka yang menjual.

Pandangan mataku mulai buram, terhalang oleh genangan air hujan yang siap meluncur.

"Terima kasih, ya, Husnaku Sayang, sudah mau mendengarkan penjelasan Mas. Dari sini, Mas bisa lihat, kamu sudah menjadi istri yang baik, dengan tidak menyela apa yang Mas sampaikan.

Kamu hebat, lho. Kenapa? Sebab, nggak semua orang bisa memasang telinga dan menjadi pendengar yang baik, tapi kamu bisa. Mas makin sayang sama kamu. Jangan sedih lagi, ya? Mas kuatir kalau lihat kamu seperti tadi. Seakan dunia Mas runtuh."

Ia merengkuhku, yang sebentar lagi siap meluncurkan kristal bening dari kedua sudut mata.

"Entah bagaimana, kalau nggak ada kamu, Na. Tetap di si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status