Share

Bab 88

Di depan tempat ia bekerja aku duduk dan menunggu. Aku merasa jadi orang terbo doh saat itu, saat aku hanya duduk dan menunggu ia memasuki pintu gerbang tempat ia bekerja.

Beberapa kali aku berada di sana, aku tak bisa menemukan sosoknya. Aku melupakan satu hal, bahwa ia kini telah menjadi istri dari seorang lelaki bernama Hanan Wijaya. Ia mungkin saja tak lagi mengijinkan Husna bekerja membanting tulang di pabrik yang sama tempat ia bekerja sebelum menikah.

Hingga suatu siang, aku dibuat terbelalak lebar, melihat ia ke luar dari gerbang bersama seorang perempuan, menggunakan sebuah sepeda motor.

Sebuah bulir bening, kubiarkan luruh begitu saja. Tak peduli jika aku disebut lelaki cengeng sekali pun. Aku begitu bahagia bisa melihat ia dalam kondisi baik, dan terlihat lebih ... cantik.

Ya, ia terlihat lebih cantik, dan bahagia, dengan senyum dan tawa yang tak henti ia suguhkan bagi temannya bicara.

Rasa ingin taulah, yang membawa aku mengik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status