Share

Bab 92

"Tapi Mas, pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua orang, dua hati, tapi dua keluarga. Kita nggak boleh egois mempertahankan keinginan kita, sementara orang tua mengharapkan lain."

"Iya, Mas ngerti, Sayang. Nanti biar Mas bicara lagi sama Mama. Oke? Mas nggak mau lihat kamu kayak gini.

Mas mau lihat Husna, istri Mas yang kemarin itu, yang bahagia dan berbinar-binar kedua matanya, bukan Husna yang meringkuk di bawah air keran sampai menggigil.

Masalah selesai enggak, badan demam iya. Bener nggak?"

Ia terdiam sejenak, lantas mengangguk.

"Aku siapin sarapan, ya, kan bentar lagi kamu kerja, Mas?" ujarnya sambil mendongakkan wajah. Sepertinya kesadarannya sebagai istri, dan kepercayaan dirinya mulai kembali.

"Emang Mas bilang mau kerja?"

Bagaimana mungkin aku akan meninggalkan dia dalam kondisi seperti ini. Bukan tak mungkin ia akan mengulangi lagi.

"Terus?"

"Ya, jangan terus-terus, bisa nabrak entar."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status