Share

Bab 94

Kupelankan suaraku, hingga tanpa sadar terdengar serak di akhir kalimat.

Mama terlihat memijit pelipisnya. Ia akan seperti ini jika tak mampu berpikir dengan kalimatku, yang sering membuat perdebatan kecil. Kuelus tangan Mama setelah beberapa saat ia tak bersuara, lantas melanjutkan kalimatku.

"Tolong, ya, Ma. Mama sayang sama anak Mama, kan? Mama ingin anak Mama ini hidup bahagia, kan, Ma? Hanan sayang sama Mama, ingin membahagiakan Mama dengan kehadiran seorang cucu. Tapi tidak dengan cara menikah lagi dengan perempuan lain, seperti yang Mama sampaikan, sebab kebahagiaan terbesar anak Mama ini, ada pada Husna, Ma.

Jika Mama memaksa, akan ada banyak hati yang terluka. Hanan mohon, jangan menuntut sesuatu yang di luar kuasa kami. Akan lebih baik, jika Mama memperbanyak do'a, semoga Allah memberikan kepercayaan kepada kami untuk memiliki anak, dan cucu buat Mama. Tolong ya, Ma."

Mama tak menjawab, justru membuang wajah. Kugenggam erat tangannya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status