Share

Bab 95

Kutinggalkan rumah Mama, dengan pikiran berkecamuk. Besar harapanku, Mama akan menepati apa yang telah ia sampaikan. Sementara ucapan Tante Wanda, sedikit banyak mengganggu pikiranku.

Terlihat sekali ada ketidaksukaan yang ia sampaikan melalui ucapannya

Husna terlihat masih berbincang dengan beberapa temannya ketika aku datang. Ia bergegas menghampiri begitu aku membuka pintu mobil dan melambaikan tangan ke arahnya.

Melihat ia menghampiri dengan senyuman, seketika hilang rasa gundah yang sejak tadi menyerang.

"Mas kangen," bisikku lirih, begitu ia selesai mencium punggung tangan ini. Kurapatkan badannya, hingga ia mendongakkan wajah, lantas tersenyum.

"Kita pulang, ya, jangan di sini, malu," ujarnya menanggapi. Kulihat pipinya bersemu merah. Semakin gemas aku melihat ia yang sedang tersipu-sipu seperti ini. Tak tahan lagi, kudaratkan bibirku di sana.

"Mas, malu dilihat orang. Nanti di rumah saja, ya?" ucapnya dengan berbisik. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status