Share

Siasat wanita serakah

Aku pulang kerumah ibu. Lagi-lagi aku harus mengawasi dua perempuan licik itu. Lia tak terlihat saat aku datang. Sementara ibu terlihat bahagianya menyiram tanamanya yang begitu subur.

"Sedang apa bu?" Aku duduk diteras rumah. Meletakkan tasku dimeja dan memyandarkan punggung ini pada kursi.

Ibu mematikan kran air dan. Duduk di depanku. " menyiram tanaman, lama sekali ibu tak bisa menikmati sore yang damai. Kamu dari mana?"

"Dari kantor mas Erlan."

"Apa ada masalah?" Ibu bertanya.

Aku menggelengkan kepala cepat. Saat ini aku tak percaya pada ibu, mana mungkin aku membagikan masalahku padanya. "Tak ada masalah apa-apa bu, hanya melihat kadaan."

Dia hanya menganggukkan kepala pelan. " Mau ibu bawakan teh hangat atau es?" Tawarnya.

Aku tertegun, beberapa tahun jadi menantunya, sepertinya baru kali ini ibu menawariku minum dan menganggapku sebagai menantunya. " Tumben sekali ibu perduli padaku?"

Dia terdiam sebentar, kudengan hembusan nafas halus dan dalam. "Ibu merasa bersalah Wita. Ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status