Share

Bab 14

"Kenapa sepeda motornya didorong, Nak? Itu, rok juga kenapa dicincing? Apa kebanjiran tadi di jalan?" tanya ibu yang sedang menungguku di teras.

Murti udah pulang ke rumahnya, karena tadi dia ngompol di celana, saking takutnya.

"Tadi mati, pas di bambuan, Bu. Banjir dari mana. Nggak ada hujan nggak ada angin kok bisa banjir." jawabku megap-megap mengatur napas.

Kalau aja tadi nggak jumpa hantu, mungkin setengah jam kami baru sampai rumah karena motor mogok ini. Karena hantu itu, secepat kilat, tiga menit kami langsung sampai.

"Siapa tau hujan dan banjir lokal, Nduk."

"Masih satu kampung loh, Bu. Gimana ceritanya banjir lokal?"

"Ya, siapa tau kan, keajaiban Tuhan. Terus, kok bisa mati motormu itu? Apa nggak kamu kasih perawatan selama ini?" tanya ibu, melihat motor tak menyala.

"Dikasih kok, Bu. Kemarin aja baru kubelikan skincare biar glowing," jawabku langsung luruh ke tanah. Sekalian ngembali'in napas yang hampir hilang.

"Hm, pantes aja. Aturnya, kamu belikan skincare untuk ibu juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cholifah Sadali
anak sama ibu, sama2 kocak...
goodnovel comment avatar
Renni Sartika
............ si ibu kocak bgt
goodnovel comment avatar
Linda Maminya Alul
untuk buka kunci koin nya byk bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status