Share

Bab 34 Teman jadi Lawan

"Oalah, Sam, Sam. Ini bawa aja sayurnya. Nggak usah dibayar." Bude Juni, masukkan sayuran ke dalam plastik, dan memberikannya pada Bu Samini.

"Nggak usah, Mbak."

"Wes, nggak papa. Ambil aja. Rezeki, nggak boleh ditolak."

"Suwon, yo Mbak!"

Aku yang dari tadi melihat mereka, ikut terharu. Air mata tanpa disuruh, ikutan jatuh.

Roda bener-bener berputar. Semoga aja, Bu Samini sadar kalau ini teguran dari Tuhan atas semua perbuatannya selama ini. Dan kedepannya, ia bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

"Iyo, podo-podo, Sam." Bude Juni tersenyum hangat.

Biarpun dia warung, tapi tetap sanggup memberikan dagangannya secara cuma-cuma kepada orang yang membutuhkan.

Memang, saat bersedekah, janganlah kita mengharapkan balasan. Ikhlas saja, karena Tuhan yang akan membalasnya dengan cara-NYA, tanpa kita minta.

"Seandainya dulu aku punya anak banyak, pasti hidupku nggak akan kayak gini," keluh Bu Samini sambil melamun.

"Yo, urong tentu, Sam," sahut Bude Juni, menyangkalnya.

"Tapi seenggaknya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status